Rabu, 29 Februari 2012

Google’s new Privacy Policy

Our updated Privacy Policy takes effect today, March 1. As you use our products one thing will be clear: it’s the same Google experience that you’re used to, with the same controls.

And because we’re making these changes, over time we’ll be able to improve our products in ways that help our users get the most from the web.

While we’ve undertaken the most extensive user education campaign in our history to explain the coming changes, we know there has been a fair amount of chatter and confusion.

Here are a few important points to bear in mind:

Our Privacy Policy is now much easier to understand.

We’ve included the key parts from more than 60 product-specific notices into our main Google Privacy Policy—so there’s no longer any need to be your own mini search engine if you want to work out what’s going on. Our Privacy Policy now explains, for the vast majority of our services, what data we’re collecting and how we may use it, in plain language.

Our Privacy Policy will enable us to build a better, more intuitive user experience across Google for signed-in users.

If you’re signed in to Google, you expect our products to work really beautifully together. For example, if you’re working on Google Docs and you want to share it with someone on Gmail, you want their email right there ready to use. Our privacy policies have always allowed us to combine information from different products with your account—effectively using your data to provide you with a better service. However, we’ve been restricted in our ability to combine your YouTube and Search histories with other information in your account. Our new Privacy Policy gets rid of those inconsistencies so we can make more of your information available to you when using Google.

So in the future, if you do frequent searches for Jamie Oliver, we could recommend Jamie Oliver videos when you’re looking for recipes on YouTube—or we might suggest ads for his cookbooks when you’re on other Google properties.

Our privacy controls aren’t changing.

The new policy doesn’t change any existing privacy settings or how any personal information is shared outside of Google. We aren’t collecting any new or additional information about users. We won’t be selling your personal data. And we will continue to employ industry-leading security to keep your information safe.

If you don’t think information sharing will improve your experience, you can use our privacy tools to do things like edit or turn off your search history and YouTube history, control the way Google tailors ads to your interests and browse the web “incognito” using Chrome. You can use services like Search, Maps and YouTube if you are not signed in. You can even separate your information into different accounts, since we don’t combine personal information across them. And we’re committed to data liberation, so if you want to take your information elsewhere you can.

We’ll continue to look for ways to make it simpler for you to understand and control how we use the information you entrust to us. We build Google for you, and we think these changes will make our services even better.

Read more > Google’s new Privacy Policy

Sejarah PPNI

Sejarah PPNI.Setelah kemarin belajar mengenai Pelopor Keperawatan maka hari ini Blog Keperawatan akan berbagi mengenai organisasi daripada para perawat di Indonesia.SEperti yang kita ketahui bahwa tiap organisasi tentunya mempunyai induk organisasi dan induk organisasi dari perawat sendiri adalah PPNI atau Persatuan Perawat Nasional Indonesia dan semoga artikel pengertian PPNI / Persatuan Perawat Nasional Indonesia bermanfaat sahabat.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah perhimpunan seluruh perawat indonesia, didirikan pada Tanggal 17 Maret 1974. Kebulatan tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga keperawatan harus berada pada wadah / organisasi nasional (fusi dan federasi). Sebagai fusi dari beberapa organisasi yang ada sebelumnya, PPNI mengalami beberapa kali perubahan baik dalam bentuknya maupun namanya. Embrio PPNI adalah Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) yang didirikan pada tahun 1921.

Pada saat itu profesi perawat sangat dihormati oleh masyarakat berkenaan dengan tugas mulia yang dilaksanakan dalam merawat orang sakit. Lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928 mendorong perubahan nama PKVB menjadi Perkumpulan Kaum Velpleger Indonesia (PKVI). Pergantian kata Boemibatera menjadi Indonesia pada PKVI bertahan hingga tahun 1942. Pada masa penjajahan Jepang perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami kemunduran dan merupakan zaman kegelapan bagi bagi keperawatan Indonesia. Pelayanan keperawatan dikerjakan oleh orang yang tidak memahami ilmu keperawatan, demikian pula organisasi profesi tidak jelas keberadaannya.

Bersama dengan Proklamasi 17 Agusutus 1945, tumbuh Organisasi Profesi Keperawatan. Setidaknya ada tiga organisasi profesi antara tahun 1945 – 1954 yaitu Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Djuru Rawat Islam (PENJURAIS) dan Serikat Buruh Kesehatan (SBK). Pada tahun 1951 terjadi pembaharuan organisasi profesi keperawatan yaitu terjadi fusi organisasi profesi yang ada menjadi Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI). sebagai upaya konsolidasi organisasi profesi tanpa mengikutsertakan Serikat Buruh Kesehatan (SBK) karena terlibat dengan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dalam kurun waktu 1951 – 1958 diadakan Kongres di Bandung dengan mengubah nama PDKI menjadi Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia (PPDKI) dengan keanggotaan bukan dari perawat saja. Demikian pula pada tahun 1959 – 1974, terjadi pengelompokan organisasi keperawatan kecuali Serikat Buruh Kesehatan (SBK) bergabung menjadi satu organisasi Profesi tingkat Nasional dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Nama inilah yang resmi dipakai sebagai nama Organisasi Profesi Keperawatan di Indonesia hingga saat ini.

PPNI,Persatuan Perawat Nasional Indonesia ,sejarah PPNI,pengertian PPNI, Blog Keperawatan

Tujuan dan Objektif PPNI
Sebagai organisasi profesi yang berorientasi pada kebutuhan kesehatan masyarakat, yang tercermin dalam rencana strategik PPNI yang meliputi :

  • Terwujudnya Undang-Undang Praktik Keperawatan serta berfungsinya Konsil Keperawatan Indonesia dalam rangka menjamin perlindungan terhadap masyarakat dan profesi keperawatan.
  • Bersatunya perawat yang komit dengan kepemimpinan yang kuat untuk membawa perubahan terhadap pendidikan dan pelayanan keperawatan
  • Terbentuknya Sistem Penghargaan dan Jejaring Karir Professional bagi perawat yang didukung oleh Sistem - Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan yang kuat.
  • Terwujudnya Pusat Sistem Informasi Keperawatan Indonesia.
  • Meningkatnya kinerja organisasi profesi keperawatan dengan Pengurus Pusat yang kuat.
  • Meningkatnya citra perawat profesional.

Visi dan Misi PPNI

PPNI telah mendefinisikan visi dan misi yang direfleksikan di dalam Rencana Bisnis PPNI (2002-2010).
Visi :
  1. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai wadah nasional yang memiliki kekuatan suara komunitas keperawatan dan peduli terhadap pemberian pelayanan / asuhan keperawatan yang bermutu bagi kepentingan masyarakat.

Misi :
  1. Menguatkan manajemen dan kepemimpinan PPNI untuk mencapai organisasi yang berwibawa jejaring yang kuat di tingkat kepengurusan Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Komisariat.
  2. Mendukung perawat Indonesia untuk melakukan praktik keperawatan yang aman, kompeten dan professional bagi masyarakat Indonesia.
  3. Menjadi pintu gerbang standar keperawatan regional dan internasional.
Keanggotaan PPNI

PPNI mempunyai 3 jenis keanggotaan yaitu: Anggota Penuh, Anggota Muda, Anggota Kehormatan. Semua kategori perawat dapat menjadi anggota PPNI. Pada tahun 2002, PPNI mempunyai kepengurusan daerah sebanyak 29 pengurus tingkat provinsi, 336 pengurus tingkat kabupaten/kota dan lebih dari 2500 pengurus tingkat komisariat. Menurut hasil laporan sensuses bulan Maret 2002, terdapat 69.938 (27.97%) dari total 250.000 perawat termasuk perawat vocational dari 25 total 28 provinsi adalah anggota PPNI. Sekarang PPNI mempunyai 29 pengurus tingkat provinsi dari 30 provinsi yang ada. Provinsi baru, yaitu Bangka and Belitung dalam dua bulan ke depan akan mempunyai Kepengurusan tngkat provinsi. Dan kemudian, semua struktur PPNI akan meliputi semua daerah yang ada di Indonesia untuk memperkuat jaringan kerja PPNI.

Demikian tadi sahabat mengenai organisasi yang menaungi keseluruhan perawat di dalam Indonesia yaitu PPNI.Dan semoga bermanfaat sahabat.Dan marilah kita para teman sejawat para perawat untuk senantiasa menjunjung tinggi keorganisasian kita semua
Read more > Sejarah PPNI

Selasa, 28 Februari 2012

Understanding accessibility at CSUN 2012

This week we’re attending the 27th annual CSUN International Technology and Persons with Disabilities Conference. As the Internet evolves, screen readers, browsers and other tools for accessibility need to grow to meet the complexity of the modern web. Conferences like CSUN are an opportunity to check in with web users with disabilities: not just to share our progress in making online technologies accessible, but to also discuss improvements for the future.

Who are these users? In August, we conducted a survey with the American Council of the Blind, to find out more about how people with sight impairment use the web. We received nearly 1,000 responses from people who are blind or visually impaired, from a wide range of professions in 57 countries: teachers, software developers, social workers, writers, psychologists, musicians and students. The results paint a picture of why it is critical to improve the accessibility of web applications. Of the respondents:
  • Almost 90 percent reported regularly using the web to keep in touch with friends and family
  • Over half use a smartphone, and over half own more than one computer
  • Over two-thirds of respondents said they use social media
  • Over 50 percent have completed a baccalaureate degree, and of those, 30 percent have gone on to to postgraduate studies at the masters' or Ph.D. level
  • Of those who are currently students, over 70 percent have their assistive technology provided for by their school
  • However, for those who have left school and are of working age, 46 percent are unemployed
Better web accessibility has the potential to increase educational and employment opportunities, provide social cohesion and enable independence for the people with disabilities. We imagine a future for the web where the most visually complex applications can be rendered flawlessly to screen readers and other assistive devices that don't rely on sight, using technologies that work seamlessly on browsers and smartphones.


[click here for audio description]

Since we last attended CSUN, we’ve made several improvements to the accessibility of our products:
If you're attending CSUN 2012, we hope you'll come up and say hello at one of our talks on the accessibility of our products, including the use of video in Google+ and Docs and accessibility on Android devices. And Friday we’ll host a Q&A Fireside chat with Google product teams. You can also try some of these improvements out at our two hands-on demo sessions on Thursday, in the Connaught breakout room:
  • 10am to 12pm—Chromebooks and new features in Google Apps
  • 1pm to 3pm—Android 4.0 Galaxy Nexus phones
If you're not attending CSUN 2012, we'd love to hear your thoughts on accessibility in our web forum.

Read more > Understanding accessibility at CSUN 2012

Google@SXSW: A taste of the Googleplex, in Austin

Part of what makes Google such a fun place to work is that there’s always something going on: diverse talks, lunchtime concerts, impromptu game tournaments, you name it—all wrapped up with a collective passion for building a better web. So when we were thinking of what we should do for this year’s SXSW, it was pretty obvious: let’s package up a few of the things that we love about Google and bring them with us to Austin, Texas.

Interactive talks
Our participation kicks off on Friday, March 9, in a fireside chat where senior vice president Vic Gundotra will discuss the future of the Google+ project with Guy Kawasaki. We also have Googlers speaking on more than 25 panels, covering topics as varied as the design of Google and YouTube, changing the world through hacking and WebGL’s impact on the web.

Google Village
On March 10-11 we’ll open up the Google Village. We’re taking over Rainey Street (just a few steps away from the Austin Convention Center), setting up shop in four houses and packing them full of demos, drinks, talks and, of course, live music. Here’s what you can expect at each of the houses:

  • Android House: We’re showcasing the latest and greatest from Android, including phones and tablets running Android 4.0, live music on the backyard stage, and a look at cool entertainment for your device.
  • Google Maps House: Interested in enhancing Google Maps with biking directions or updating the business information in your local neighborhood? We'll show you how, plus many other ways you can add more map data to the places you know and love.
  • Developer House: Participate in code labs and spend a day with the team building LEGO® MINDSTORMS® race bots controlled by Android, leading up to the ultimate rumble Sunday evening. Learn more on the Developers Blog.
  • Discovery House: Find out more about our latest creative and advertising products, and see how Google can help you expand your business—or maybe start one.

Live from the Lot
There’s no place like Austin for live music, and on March 15-16 Google Music and YouTube Presents will host Live from the Lot, two days of concerts atop a downtown parking garage. We’ll have performances by The Shins, Gossip, The Ting Tings, Best Coast and Heartless Bastards, to name a few. If you can't make it in person, tune in online for a full live stream of both days’ shows at youtube.com/presents.

Plus, artists officially showcasing at SXSW can also stop by our artist lounge at Live from the Lot to relax and recharge with food, laundry machines, massages and more.

Get more details about our plans for SXSW on our website. The trucks just finished packing up the last Android statue, and we’re all ready to go. It’s Austin or bust—hope to see you there!

Update March 2: Follow ongoing updates about SXSW on their Google+ page. And don't forget to use the hashtag #GoogleSXSW to share your experiences at the Google Village and our other events.

Read more > Google@SXSW: A taste of the Googleplex, in Austin

Minggu, 26 Februari 2012

Florence Nightingale

Florence Nightingale.Alhamdulillah setelah kemarin memposting mengenai bertukar link dan mendapatkan respon yang positif dari sahabat-sahabat blogger yang berkenan bertukar link dengan Blog Keperawatan ini, saya sampaikan terima kasih atas support nya sahabat semuanya, maka kali ini kita sharing sesuatu hal tentang keperawatan kembali yaitu sejarah sang pelopor dalam bidang keperawatan yaitu Florence Nightingale dan semoga biografi pelopor keperawatan ini dapat bermanfaat sahabat.

Perlu kiranya kita menatap ke belakang ke tahun 1820 sebagai pedoman bagi keperawatan untuk melangkah ke masa abad ke-21 pada millennium 3 guna menghadapi semua tantangan pelayanan keperawatan yang semakin kompleks ini.

Adalah seorang Florence Nightingale pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (The Lady With The Lamp) atas jasa-jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.

Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada perhatian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetail menggunakan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.

Mari Kita Simak Kembali Biografi Singkat Florence Nightingale :

Florence Nightingale lahir tanggal 12 Mei 1820 di Florence, Italia, dalam suatu perjalanan panjang keliling Eropa. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. Florence Nightingale memiliki seorang kakak perempuan bernama Parthenope. anak pertama, lahir di Napoli, Yunani. Beliau adalah seorang anak bangsawan Inggris yang kaya, beradab dan bercita-cita tinggi yang bernama William Edward Nightingale.

Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya, William Edward Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Pendidikan didapat dari ayahnya, ia belajar bermacam-macam bahasa yaitu bahasa Latin, Yunani, Perancis, dan lain-lain. Ia senang memelihara binatang yang sakit, selain itu ia senang bersama ibunya mengunjungi orang miskin yang sakit serta rajin beribadah.

Pada masa remaja mulai terlihat perilaku Florence dan kakaknya yang kontras, Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara Florence sendiri lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan. Pada suatu ketika, pada saat Florence berdoa dengan hikmat ia mendengar suara Tuhan bahwa dalam hidupnya menanti sebuah tugas, saat itu usianya tujuh belas tahun. Akhirnya Pada tanggal 7 Februari 1837 dia menulis di buku hariannya tentang pengalamannya itu dengan judul “Tuhan berbicara kepadaku dan memanggilku untuk melayani-Nya. Tetapi pelayanan apa?”

florence nightingale,pelopor keperawatan,Blog Keperawatan

Dia menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita bukan karena status sosial keluarganya yang kaya tetapi merasa bersemangat disaat ia merawat keluarga-keluarga miskin yang hidup di gubuk gubuk sekitar rumah keluarganya serta ia sangat gemar mengunjungi pasien-pasien di berbagai klinik dan rumah sakit.

Sebagai keluarga yang berasal dari kalangan mapan, keinginan Florence untuk berkarier sebagai perawat mendapat tantangan keras. Ibu dan kakaknya sangat keberatan dengan jalur yang hendak ditempuh Florence. Sedangkan ayahnya, meski mendukung kegiatan kemanusiaan yang dilakukan putrinya ini, juga tidak ingin Florence menjadi perawat.

Pada masa itu, pekerjaan sebagai perawat memang dianggap pekerjaan yang hina, alasannya:
  • perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara yang miskin) yang mengikuti ke mana tentara pergi;
  • profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka sehingga profesi ini dianggap sebagai profesi yang kurang sopan untuk wanita baik-baik, selain itu banyak pasien memperlakukan wanita yang tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak senonoh;
  • perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas;
  • perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.

Namun hasrat Florence adalah tetap menjadi perawat. Ketika berumur 20 tahun ia meminta ijin kepada orang tuanya untuk memasuki rumah sakit dan mempelajari keperawatan, tetapi orang tuanya tetap tidak mengijinkan karena rumah sakit pada saat itu keadaannya sangat memprihatinkan. Walaupun dilarang, semangat Florence untuk menjadi perawat tidak pupus.

Pada suatu saat neneknya sakit, disinilah ia mendapat kesempatan untuk merawatnya sampai neneknya meninggal. Dengan pengalaman tersebut bertambahlah pengalaman Florence dalam merawat orang sakit. Florence berpendapat bahwa ia perlu menuntut ilmu agar dapat menjalankan pekerjaan perawat dengan baik. Pendapatnya yang lain adalah dengan menolong sesama manusia berarti pula mengabdikan diri kepada Tuhan.

Dia bertanya kepada seorang dokter tamu dari Amerika, Dr. Samuel Howe, “Apakah pantas bagi seorang gadis Inggris mencurahkan hidupnya untuk menjadi seorang perawat?” Dr. Samuel Howe menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak biasa dianggap tidak layak. Tetapi bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi seorang wanita terhormat bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang lain.”

Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic Sisters of Charity suatu jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya dengan melayani orang lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di Jerman, didirikan oleh Pendeta Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi ratusan tempat tidur, sekolah perawatan bayi, sebuah penjara berpenghuni dua belas orang, sebuah rumah sakit jiwa untuk para yatim, sekolah untuk melatih para guru, dan sekolah pelatihan untuk para perawat disertai ratusan diaken. Setiap kegiatan selalu diikuti dengan doa, dengan semangat tinggi Florence menanggapi cerita Dr. Howe bahwa Kaiserworth adalah tujuannya.

Pada bulan Juli 1850, di usianya yang ke-30, akhirnya Florence pergi ke Kaiserworth di Jerman. Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal selama tiga bulan. Dia pulang dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya harus membebaskan diri dari kehidupannya yang terkekang.

Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi itu dan menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai, elevator untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat langsung memanggil para perawat dengan menekan bel.

Dia juga menetapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte, institusi tersebut menerima semua pasien dari semua denominasi dan agama. Di sini ia beragumentasi sengit dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik. Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini merubah peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis berbunyi; “rumah sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam”

Komite Rumah Sakit pun merubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence.
Ternyata , Florence harus menanti cukup lama hingga ia bisa menjadi seorang perawat, yaitu sekitar lima belas tahun. Waktu yang sedemikian ini belakangan diyakini Florence sebagai kehendak Tuhan yang menyatakan bahwa dirinya harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum terjun sebagai seorang perawat.

Perannya dalam Perang Krimea

Pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Rusia untuk menguasai Krimea dan Konstantinopel (pintu gerbang menuju Timur Tengah). Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka.

Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam tulisannya untuk harian TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, “Apakah Inggris tidak memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan kemanusiaan yang mulia ini?”.

Hati rakyat Inggrispun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa masanya telah tiba, ia pun menulis surat kepada menteri perang saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.

Pada pertemuan dengan Sidney Herbert terungkap bahwa Florence Nightingale adalah satu-satunya wanita yang mendaftarkan diri. Di Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati bukan karena peluru dan bom, namun karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria jumlahnya tidak memadai. Ia meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan dan Florence menyanggupi.

Sebagai Menteri Perang, Sidney Herbert meminta Florence untuk mengepalai sebuah tim perawat bagi rumah sakit militer di Scutari, Turki. Florence menggunakan kesempatan ini. Dia berangkat bersama sebuah tim pilihan yang terdiri dari 38 orang perawat. Hanya 14 orang perawat yang mempunyai pengalaman di lapangan; 24 orang lainnya adalah anggota lembaga keagamaan yang terdiri dari Biarawati Katolik Roma, perawat rumah sakit Protestan, dan beberapa biarawati Anglikan yang berpengalaman di bidang penyakit kolera. Teman-temannya, Charles dan Selina Bracebridge juga turut bersama tim tersebut untuk mendorong semangatnya.

Tiba bulan November 1854 di Barak Selimiye, di Scutari dengan 38 rekan-rekannya, mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat tiba disana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan.

Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat.

Florence melihat para prajurit yang terluka, tidak dirawat dengan baik. Obat-obatan yang minim ditambah dengan tidak diperhatikannya kehigienisan sering membawa akibat yang fatal bagi pasien. Peralatan untuk menyiapkan makanan bagi para pasien pun tidak tersedia.

Selama perang berlangsung, Florence menghadapi tantangan berat untuk meyakinkan para dokter militer bahwa para perawat wanita pun diperlukan di sebuah rumah sakit militer.

Dokter-dokter bekerja cepat pada saat pembedahan, mereka memotong tangan, kaki, dan mengamputasi apa saja yang membahayakan hidup pemiliknya, potongan-potongan tubuh tersebut ditumpuk begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk membuangnya jauh-jauh ke tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah menggunung menjadi satu dan mengeluarkan bau tak sedap.

Florence diajak mengelilingi neraka tersebut oleh Mayor Prince, dokter kepala rumah sakit tersebut dan menyanggupi untuk membantu.Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat-tempat tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para penderita yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar penderita yang berada di luar paling tidak bernaung di bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda.

Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat, perban diganti secara berkala, obat diberikan pada waktunya, lantai rumah sakit dipel setiap hari, meja kursi dibersihkan, baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari penduduk setempat. Akhirnya gunungan potongan tubuh, daging, dan tulang-belulang manusiapun selesai dibersihkan, mereka dibuang jauh-jauh atau ditanam.

Dalam waktu sebulan rumah sakit sudah berubah sama sekali, walaupun baunya belum hilang seluruhnya namun jerit dan rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang. Para perawat sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan Florence Nightingale.

Ia juga menangani perawat-perawat lain dengan tangan besi, bahkan mengunci mereka dari luar pada malam hari. Ini dilakukan untuk membuktikan pada orang tua mereka di tingkat ekonomi menengah, bahwa dengan disiplin yang keras dan di bawah kepemimpinan kuat seorang wanita, anak-anak mereka bisa dilindungi dari kemungkinan serangan seksual.

Ketakutan akan hal inilah yang membuat ibu-ibu di Inggris menentang anak perempuan mereka menjadi perawat, dan menyebabkan rumah sakit di Inggris ketinggalan dibandingkan di benua Eropa lainnya dimana profesi keperawatan dilakukan oleh biarawati dan biarawati-biarawati ini berada dibawah pengawasan Biarawati Kepala.

Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-obatan yang ia ketahui.

Namun, kerja keras Florence Nightingale membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak pada jumlah kematian prajurit, malah sebaliknya, angka kematian malah meningkat menjadi yang terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Pada masa musim dingin pertama Florence berada disana sejumlah 4077 prajurit meninggal dirumah sakit tersebut. Sebanyak 10 kali lipat prajurit malah meninggal karena penyakit seperti: tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan dengan kematian akibat luka-luka saat perang. Kondisi di rumah sakit tersebut menjadi sangat fatal karena jumlah pasien melimpah lebih banyak dari yang mungkin bisa ditampung, hal ini menyebabkan sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara memburuk.

Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence Nightingale datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian menurun drastis.

Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari suplai makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah saat Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of the Army), akhirnya ia meyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan.

Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat damai (tidak sedang berperang) dan menunjukkan betapa pentingnya disain sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.
Bidadari Berlampu

Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu, seorang bintara datang dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah pihak korban yang berjatuhan banyak sekali.

Florence Nightingale menanti rombongan pertama, namun ternyata jumlahnya sedikit, ia bertanya pada bintara tersebut apa yang terjadi dengan korban lainnya. Bintara tersebut mengatakan bahwa korban selanjutnya harus menunggu sampai besok karena sudah terlanjur gelap. Florence memaksa bintara tersebut untuk mengantarnya ke bekas medan pertempuran untuk mengumpulkan korban yang masih bisa diselamatkan karena bila mereka menunggu hingga esok hari korban-korban tersebut bisa mati kehabisan darah. Saat bintara tersebut terlihat enggan mengantarnya, Florence mengancam akan melaporkannya kepada Mayor Prince.

Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan pertempuran, semuanya pria, hanya Florence satu-satunya wanita. Florence dengan berbekal lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa diselamatkan, termasuk prajurit Rusia. Malam itu mereka kembali dengan membawa lima belas prajurit, dua belas prajurit Inggris dan tiga prajurit Rusia.

Semenjak saat itu setiap terjadi pertempuran, pada malam harinya Florence berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit-prajurit yang masih hidup dan mulailah ia terkenal sebagai bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita. Banyak nyawa tertolong yang seharusnya sudah meninggal.

Selama perang Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama “Bidadari Berlampu”. Pada tahun 1857 Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis puisi tentang Florence Nightingale berjudul “Santa Filomena“, yang melukiskan bagaimana ia menjaga prajurit-prajurit di rumah sakit tentara pada malam hari, sendirian, dengan membawa lampu.

“Pada jam-jam penuh penderitaan itu, datanglah bidadari berlampu untukku”
Pulang ke Inggris

Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7 Agustus 1857, semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan apa yang ia lakukan ketika ia berada di medan pertempuran Krimea, dan menurut BBC, ia merupakan salah satu tokoh yang paling terkenal setelah Ratu Victoria sendiri. Nightingale pindah dari rumah keluarganya di Middle Claydon, Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di Piccadilly. Namun, ia terkena demam, yang disebabkan oleh Bruselosis (“demam Krimea”) yang menyerangnya selama perang Krimea.
Karir Selanjutnya

Sekembalinya Florence ke London, ia diundang oleh tokoh-tokoh masyarakat. Mereka mendirikan sebuah badan bernama “Dana Nightingale”, dimana Sidney Herbert menjadi Sekertaris Kehormatan dan Adipati Cambridge menjadi Ketuanya. Badan tersebut berhasil mengumpulkan dana yang besar sekali sejumlah ₤ 45.000 sebagai rasa terima kasih orang-orang Inggris karena Florence Nightingale berhasil menyeamatkan banyak jiwa dari kematian.

Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah perawat khusus untuk wanita yang pertama, bahkan saat itu perawat-perawat pria jarang ada yang berpendidikan.

Warisan-warisan Florence Nightingale
Salah satu warisan yang sangat berharga dari Florence ialah sistem kesehatan publik. Sistem tersebut menunjukkan keyakinannya akan hukum Tuhan, Sang Pencipta segalanya. Pendekatannya juga menyeluruh. Ia juga menekankan pentingnya kesehatan dan pencegahan penyakit secara konsisten.

Ia mencetuskan perilaku hidup yang sehat dengan :
  • rumah yang layak huni (sesuatu yang langka di masanya, bahkan bagi mereka yang hidup makmur);
  • air dan udara yang bersih;
  • nutrisi yang baik;
  • kelahiran yang aman (tingkat kematian dalam proses kelahiran maupun pasca kelahiran karena demam);
  • perawatan anak yang benar, yang ditunjukkan dengan tidak satu anak pun yang menjadi pekerja.

Florence berargumen bahwa dengan adanya sekolah perawat, maka profesi perawat akan menjadi lebih dihargai, ibu-ibu dari keluarga baik-baik akan mengijinkan anak-anak perempuannya untuk bersekolah disana dan masyarakat akan lain sikapnya menghadai seseorang yang terdidik.

Sekolah tersebut pun didirikan di lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Dunia kesehatan menyambut baik pembukaan sekolah perawat tersebut.

Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari kalangan baik-baik mendaftarkan diri, perjuangan Florence di Semenanjung Krimea telah menghilangkan gambaran lama tentang perempuan perawat. Dengan didirikannya sekolah perawat tersebut telah diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan dimulailah masa baru dalam dunia perawatan orang sakit. Kini sekolah tersebut dinamakan Sekolah Perawat dan Kebidanan Florence Nightingale (Florence Nightingale School of Nursing and Midwifery) dan merupakan bagian dari Akademi King College London.

Sebagai pimpinan sekolah Florence mengatur sekolah itu dengan sebaik mungkin. Tulisannya mengenai dunia keperawatan dan cara mengaturnya dijadikan bahan pelajaran di sekolah tersebut.Saat tiba waktunya anak-anak didik pertama Florence menamatkan sekolahnya, berpuluh-puluh tenaga pemudi habis diambil oleh rumah sakit sekitar, padahal rumah sakit yang lain banyak meminta bagian.

Perawat lulusan sekolah Florence pertama kali bekerja pada Rumah Sakit Liverpool Workhouse Infirmary. Ia juga berkampanye dan menggalang dana untuk rumah sakit Royal Buckinghamshire di Aylesbury dekat rumah tinggal keluarganya.

Dengan perawat-perawat terdidik, era baru perawatan secara modernpun diterapkan ditempat-tempat tersebut.

Dunia menjadi tergugah dan ingin meniru. Mereka mengirimkan gadis-gadis berbakat untuk dididik di sekolah tersebut dan sesudah tamat mereka diharuskan mendirikan sekolah serupa di negerinya masing-masing.

Pada tahun 1882 perawat-perawat yang lulus dari sekolah Florence telah tumbuh dan mengembangkan pengaruh mereka pada awal-awal pengembangan profesi keperawatan. Beberapa dari mereka telah diangkat menjadi perawat senior (matron), termasuk di rumah sakit-rumah sakit London seperti St. Mary’s Hospital, Westminster Hospital, St Marylebone Workhouse Infirmary dan the Hospital for Incurables (Putney); dan diseluruh Inggris, seperti: Royal Victoria Hospital, Netley; Edinburgh Royal Infirmary; Cumberland Infirmary; Liverpool Royal Infirmary dan juga di Sydney Hospital, di New South Wales, Australia.

Orang sakit menjadi pihak yang paling beruntung di sini, disamping mereka mendapatkan perawatan yang baik dan memuaskan, angka kematian dapat ditekan serendah mungkin. Buku dan buah pikiran Florence Nightingale menjadi sangat bermanfaat dalam hal ini.

Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum di sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Buku ini juga menjadi populer di kalangan orang awam dan terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia.

Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian tentang perawatan bayi.

Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell mendirikan Universitas Medis Wanita.

Pada tahun 1870-an, Linda Richards, “perawat terlatih pertama Amerika”, berkonsultasi dengan Florence Nightingale di Inggris, dan membuat Linda kembali ke Amerika Serikat dengan pelatihan dan pengetahuan memadai untuk mendirikan sekolah perawat. Linda Richards menjadi pelopor perawat di Amerika Serikat dan Jepang.

Pada tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria.

Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun Raja Inggris, di hadapan beratus-ratus undangan menganugerahkan Florence Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini.

Pada tahun 1908 ia dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota London.
Meninggal Dunia

Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13 Agustus 1910. Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster Abbey, dan ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East Wellow, Hampshire, Inggris.

Demikian tadi sahabat mengenai biografi pelopor keperawatan yaitu Florence Nightingale dan semoga bermanfaat

Referensi :

* Baly, Monica E. and H. C. G. Matthew, “Nightingale, Florence (1820–1910)”; Oxford Dictionary of National Biography, Oxford University Press (2004); online edn, May 2005 accessed 28 Oct 2006

* Pugh, Martin; The march of the women: A revisionist analysis of the campaign for women’s suffrage 1866-1914, Oxford (2000), at 55.

* Soeroto, A. Florence Nightingale, Bidadari Berlampu. Penerbit Djambatan. Seri “Kisah orang-orang yang telah berjasa”. Cetakan pertama 1974. ISBN 979 428 073 9.

* Sokoloff, Nancy Boyd.; Three Victorian women who changed their world, Macmillan, London (1982)

* Webb, Val; The Making of a Radical Theologician, Chalice Press (2002)

* Woodham Smith, Cecil; Florence Nightingale, Penguin (1951), rev. 1955

* Florence Nightingale Museum. 2003. Florence Nightingale, dalam

http://www.florence-nightingale.co.uk/flo2.htm.

McDonald, Lynn. 2000. Florence Nightingale and the Foundations of Public Health Care, dalam

http://www.sociology.uoguelph.ca/fnightingale/Public%20Health%20Care/dalpaper.htm.

2005. Florence Nightingale: Faith and Work, dalam

http://www.sociology.uoguelph.ca/fnightingale/spirituality/faith.htm.

The Collected Work of Florence Nightingale. 2005. Florence Nightingale at Prayer, dalam

http://www.sociology.uoguelph.ca/fnightingale/spirituality/Nightingale-Prayer.htm.

Wikipedia. 2007a. Florence Nightingale, dalam

http://en.wikipedia.org/wiki/Florence_Nightingale.

2007b. Florence Nightingale, dalam

http://id.wikipedia.org/wiki/Florence_Nightingale.
Read more > Florence Nightingale

Download Theme Alienware inspired untuk windows 7



Update lagi di haramain software tempat download software full version gratis link mediafire. sekarang saya akan bagikan theme yang keren dan dijamin bakalan suka. theme ini namanya adalah alienware inspired. theme ini bisa digunakan pada windows 7 32 bit dan 64 bit karena sudah saya lengkapi dengan universal theme patcher 32 bit dan 64 bit. kalo penasaran lihat langsung screenshotnya pada gambar dibawah ini.


bagaimana, bagus bukan..? kalo tertarik bisa langsung mendownload di haramain software atau http://software-word.blogspot.com atau klik DISINI.
Read more > Download Theme Alienware inspired untuk windows 7

Download Theme Hud Green unuk windows 7

Haramain software kembali lagi membagi-bagikan theme untuk windows 7. Theme kali ini adalah theme hud green premium. theme yang satu ini cukup ringan tapi keren dan dijamin akan suka. seperti biasa, haramain software bagi dengan cuma-cuma alias gratis. theme hud green premium juga saya bagikan karena banyak yang request theme untuk windows 7. bagi yang mau request juga bisa langsung tinggalkan pesan di blog ini. tapi jangan dibuku tamu karena susah dideteksi requestnya. bagi yang mau lihat bagaimana tampilan dari theme hud green premium untuk windows 7 ini, bisa lihat screensnya pada picture dibawah ini.


Sudah lihat gambar diatas ? bagaimana bagus bukan.!? kalau kurang jelas klik kanan pada gambar kemudian klik open link in new tab untuk melihat gambarnya yang lebih besar.

 CARA INSTALL THEME HUD GREEN PREMIUM
  1. Pertama ekstrak file theme green hud yang sudah di download
  2. Buka folder theme kemudian copy semua isi dalam folder theme
  3. kemudian pastekan pada lokal C/windows/resources/theme.
  4. kemudian jalankan universal theme patcher kemudian klik ok dan klik patch satu persatu karena ada 3 tombol patch kemudian klik ok dan restart( bagi yang belum menginstal theme patchernya).
  5. tinggal buka personalize  dan pilih theme hud green.
  6. selesai.
Langsung saja kalau mau download theme ini dan masih banyak yang lain bisa langsung ke haramain software atau http://software-word.blogspot.com
Atau klik DISINI
Read more > Download Theme Hud Green unuk windows 7

Jumat, 24 Februari 2012

Tukar Link

Tukar Link
Sahabat-sahabat semuanya, hari ini postingan kita tidak berkaitan dengan tema blog ini.Tetapi adalah mengenai sebuah ajakan untuk saling bertukar link.Karena para master dalam SEO mengatakan salah satu untuk bisa meningkatkan SEO dalam dunia blogging adalah dengan saling bertukar link.Saya yang baru belajar juga mencoba untuk bisa menerapkan hal ini.

tukar link, exchange link,Blog Keperawatan

Untuk itu sahabat maka marilah kita untuk saling bertukar link dan semoga kebersamaan kita akan semakin terjalin dengan lebih erat. Untuk itu sahabat bisa memasang link Blog Keperawatan dan saya pun akan memasang Link Sahabat di sini.
Terima kasih sahabat atas kerjasamanya ini.

Bila sahabat memasang link Blog Keperawatan di home page, maka kami juga memasangnya juga di home page.Bila di postingan maka kami juga memasangnya di sini.

Ini Link Blog Keperawatan sahabat :

Berikut Link-Link Sahabat Blog Keperawatan :
Mohon maaf kepada sahabat-sahabat blogger semuanya untuk sementara Blog Keperawatan tidak menerima pertukaran link di home page. Bila sahabat berkenan bertkar link di halaman ini silahkan sahabat meninggalkan link di sini. Terima kasih atas kerjasamanya.
Read more > Tukar Link

Opening the Oscar (search) envelope

Time to polish the champagne flutes and brush up on your movie trivia—it’s almost Oscar night again. Before you make any Oscar bets, get an edge by exploring Google Insights for Search. Out of the major entertainment awards shows (Tonys, Emmys, Grammys) the Oscars are the most popular in terms of search volume, and as we discovered last year, patterns in search behavior can help us predict which stars will go home with shiny gold statues. So without further delay, let’s open the (search) envelopes and see who the Oscar (may) go to this year.

Best Picture
Last year we found that for three years running, the films that won best picture had two things in common when it came to search data. First, the winning movies had all shown an upward trend in search volume for at least four consecutive weeks during the previous year. Second, within the U.S. the winning film had the highest percentage of its searches originating from the state of New York. Looking at search data for 2011, there were three films that satisfied these conditions—The King’s Speech, The Social Network and Black Swan. Our prediction was on the mark: The King’s Speech took home the Oscar in 2011.

This year, if we assume the two “winning conditions”—at least four consecutive weeks of increasing search volume plus highest regional interest from New York—will apply, then we can narrow down the nominees to a field of four: The Artist, Extremely Loud & Incredibly Close, Midnight in Paris and War Horse. But how to go from four to one?

Let’s again look back at last year’s finalists. When you compare search query volumes for The King’s Speech, The Social Network and Black Swan, the winning film, The King’s Speech, had the lowest search volume throughout the year leading up to the Oscars. It was the underdog that took home the statue.


We tried the same test on the Best Picture nominees from 2010. The nominated movies in 2010 that met the two conditions were The Hurt Locker and Inglourious Basterds. Once again, it was the the winning film, The Hurt Locker, that had lower search volume in 2009.

If the underdog trend holds this year, Extremely Loud & Incredibly Close could be our surprise winner. If we go strictly by search popularity, however, The Artist or Midnight in Paris have the best chances—among our group of four, they’re currently blowing the competition out of the water.


If we’re having a popularity contest, it’s only fair to look at all nine nominees for best picture. A 2-step comparison shows that the most popular films by search volume are The Help and Martin Scorsese's Hugo.

Best Actor
Of this year’s five nominees for Best Actor, Brad Pitt (Moneyball) is clearly the most popular—searches for Brad in the last 12 months far outpace any of the other leading men, as was the case in 2009 when he was nominated for The Curious Case of Benjamin Button. However, it could be Brad’s famous good looks that have us searching, which brings about a good point: the most searched-for nominee doesn’t guarantee a win. James Franco had the highest search volume in 2011 but Colin Firth won, and in 2010, George Clooney was the most-searched nominee but Jeff Bridges took home the Oscar.

The pattern emerging over the past few years is that the winner is generally in the middle of the pack in terms of searches and has relatively steady search volume throughout the year. First-time nominee Gary Oldman (Tinker Tailor Soldier Spy) fits that bill this year, but so does George Clooney (The Descendants). Maybe it will finally be George’s year to win Best Actor.


Best Actress
For the past three years, the eventual Best Actress winner has seen a spike of interest in the preceding December. Additionally, two of the three most recent winners have had the strongest regional interest within the U.S. from the cities of Los Angeles and New York City (2010 winner Sandra Bullock is the exception).

Among this year’s nominees, Rooney Mara is the clear breakout star, with a huge surge in search volume this past December for the young lead in The Girl with the Dragon Tattoo. However, it’s Meryl Streep who has the highest regional interest in NYC and while Rooney is popular in LA, she’s even more popular in San Francisco. So it could be her name that is announced when the envelope is opened—or not.


Of course, we don’t have a Magic 8-Ball or access to the names in those top-secret envelopes, so our predictions are just that—but it’s always enjoyable to look at how what people are interested in online plays out in the real world. As you prepare for your Oscar viewing parties this year, put a visit to Insights for Search on your checklist before the red carpet walk begins (fun fact: searches for [red carpet] peak at Oscar time every year). Between dry cleaning your tuxedo and making hors d'oeuvres, tune in to a pre-Oscar hangout on the +Good Morning America page, where the live discussion will be the fashion dos and don'ts of the big night. You can also stay up to date on all Oscar news on +Oscars, the official Google+ Page of the Academy Awards.

Read more > Opening the Oscar (search) envelope

Kamis, 23 Februari 2012

Helping you find what’s in the mind’s eye with improved related searches

Today we’re making it easier for you to hone in on that perfect image or explore your topic visually with an update to related search links. Related search links have been around for awhile—they’re the row of blue links running across the top of your image search results—but today we’re making them more visual to help you find exactly what you’re looking for or just have fun exploring.

For example, when planning a trip to Greece, I may not know what places are worth a visit, so I search for [greece] on Image Search. Now, with more visual search links, I can hover over the links on the top of the results, like [santorini greece], and see a panel pop up with images of Santorini. Without having to type more words into the search box or clicking through, I can quickly glance at the pictures of Santorini. If I decide to click through, I find new links for further refined or related searches, such as [oia santorini greece] or [santorini greece sunset]. Now I’m sold, I want to see more Santorini images.

You’ll start to see these links whenever you search for images as we roll this change out globally over the next few weeks.




(Cross-posted on the Inside Search blog)
Read more > Helping you find what’s in the mind’s eye with improved related searches

Rabu, 22 Februari 2012

Collaborate and edit anywhere with the updated Google Docs for Android

As I was sitting on the ferry commuting to Google’s Sydney office this morning, two thoughts occurred to me. First, Australia is beautiful. If you’ve never been here, you really should visit. And second, it’s amazing how productive I can be with just my Android phone and an Internet connection. I was responding to email, reading news articles and editing documents—just like I do at the office. Only the view was better!

We want to give everyone the chance to be productive no matter where they are, so today we’re releasing a new update to the Google Docs app for Android. We've brought the collaborative experience from Google Docs on the desktop to your Android device. You'll see updates in real time as others type on their computers, tablets and phones, and you can just tap the document to join in.

We also updated the interface to make it easier to work with your documents on the go. For example, you can pinch to zoom and focus on a specific paragraph or see the whole document at a glance. We also added rich text formatting so you can do things like create a quick bullet list, add color to your documents, or just bold something important. Watch the new Google Docs app in action:



If you want to hear about the latest Docs news or send us feedback on the new app, visit Google Docs on Google+.

Gotta run—I’ve got another ferry to catch!

Read more > Collaborate and edit anywhere with the updated Google Docs for Android

Selasa, 21 Februari 2012

Kode Etik Keperawatan

Dalam sebuah profesi tentunya sebuah kode etik diperlukan dan dibutuhkan. Termasuk dalam profesi keperawatan ini, maka organisasi keperawatan Indonesia PPNI juga mempunyai kode etik yang harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh keseluruhan anggota perawat tanpa terkecuali dan hal tersebut dinamakan dengan kode etik keperawatan.

Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas serta fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian akan pelanggaran etik dapat dihindarkan dan diminimalisasi. Demikian kurang lebih pengertian kode etik keperawatan.

Fungsi Kode Etik Perawat
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status profesional dengan cara sebagai berikut :
  1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat
  2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal
  3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien / klien sebagai advokator, perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan
  4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

kode etik keperawatan,keperawatan,Blog Keperawatan,kode etik

Kode etik keperawatan Indonesia :
1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat
  1. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.
  2. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
  3. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
2. Tanggungjawab terhadap tugas
  1. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
  2. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
  3. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
  4. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
  5. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
3. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya
  1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
  2. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
4. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan
  1. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
  2. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
  3. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan keperawatan.
  4. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggungjawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara
  1. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
  2. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.
Demikian sahabat mengenai kode etik keperawatan dan semoga bermanfaat. Dan semoga keperawatan Indonesia akan semakin maju.
Read more > Kode Etik Keperawatan

Minggu, 19 Februari 2012

Award Pertama

Award Pertama.Sepertinya belum lama Blog Keperawatan ini belajar dalam dunia blogsphere ini dan postingannya pun masih minim sekali.Tetapi dalam tahap belajar ini alhamdulillah Blog Keperawatan ini juga telah mendapatkan award pertamanya. Memang hal ini merupakan supprise bagi diri saya sendiri karena tidak menyangka akan mendapatkan Award Pertama di blog yang baru dirintis ini.Award ini didapat dari dua sahabat Blog Keperawatan ini.Langsung saja sahabat ini awardnya

Pertama Award pertama ini saya dapatkan dari sahabat BloggerNewbie Indonesia. Sungguh merupakan hal yang yang berarti bagi saya ini akan award yang telah diberikan kepada saya ini.Terima kasih sahabat atas awardnya ini.Hanya teriring ucapan terima kasih atas berbagi Award Pertama ini bagi saya.
Ini dia awardnya sahabat :

award pertama, award pertama Blog Keperawatan,Blog Keperawatan

Yang Keduaaward ini juga didapatkan dari sahabat Fahri's Articles . Dan hal ini pun merupakan sebuah hal yang berarti bagi saya yang baru belajar.Setelah kemarin berkenan bertukar link dengan blog ini, sahabat Fahri juga berkenan memberikan sebuah award bagi saya.

Terima kasih sahabat BloggerNewbie Indonesia dan juga Fahri's Articles atas kepercayaan serta kesediaannya melimpahkan awardnya kepada blog ini.Semoga dengan award ini jalinan persahabatan diantara sahabat blogger akan semakin terjalin. Satu award dari dua sahabat.
Read more > Award Pertama

Rabu, 15 Februari 2012

Pemberian Obat

Cara pemberian obat adalah lingkup bidang medis dan juga para apoteker, akan tetapi kita sebagai orang yang kerapkali harus minum obat juga harus mengetahui akan beberapa hal yang berkaitan dengan konsumsi obat yang benar dan tepat agar obat itu bisa berefek pada penyembuhan penyakit bukan malah efek sebaliknya. Sehingga proses dan pemberian obat itu sendiri harus sesuai dengan dosis dan juga aturan pemakaiannya yang benar.

Pemberian obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah merupakan salah satu tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Terutama bila dilakukan perawatan dan proses penyembuhan yang dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti halnya Rumah sakit dan Puskesma. Meskipun obat bermanfaat bila digunakan sesuai dengan dosis serta aturan pakai, namun bukan berarti tanpa reaksi yang dapat merugikan. Sebagai seorang perawat dan bekerja dalam bidang keperawatan kita juga harus bisa mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam pemberian obat secara aman yang dikenal dengan prinsip enam(6) benar pemberian obat.

Tujuan pemberian obat adalah memberikan obat sesuai dengan dosis dan cara pemakaian yang benar agar obat bisa memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit atau pun keluhan yang di rasakan oleh seseorang.

Cara Pemberian obat ini adalah ada beberapa macam dan biasanya dilaksanakan dalam unit pelayanan kesehatan baik itu di Puskesmas, Klinik, ataupun dalam lingkup pelayanan Rumah Sakit. Dan berikut adalah beberapa beberapa hal yang berhubungan dengan memberikan obat dan tentunya harus sesuai dengan pendelegasian dari Medis atau Dokter yaitu :
  1. Oral
  2. Sublingual
  3. Inhalasi
  4. Rektal
  5. Pervaginam
  6. Perenteral
  7. Topikal/lokal

Cara Pemberian Obat

1. Secara Oral
Adalah obat yang cara pemberiannya melalui oral atau mulut. Untuk cara pemberian obat ini relatif praktis,aman dan juga ekonomis. Kekurangan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang timbul biasanya lambat, tidak efektif jika pasien sering muntah-muntah, diare, tidak sabaran, tidak kooperatif, dan tentunya kurang disukai jika rasanya pahit.Apalagi jika pasiennya adalah anak kecil.

2. Secara Sublingual.
Adalah pemberian obat yang ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa segera karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari. Contoh yang banyak ditemui dalam masyarakat adalah pasien yang mempunyai penyakit jantung, seringkali memakai obat ini yang dinamakan ISDN / Isosorbid Dinitrat.

3. Secara Inhalasi.
Adalah obat yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus / saluran nafas. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan. Biasanya diberikan pada pasien-pasien yang mengidap penyakit paru seperti Asma

4. Secara Rektal.
Adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik. Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bisa buang air besar. Biasanya dalam lingkup Rumah Sakit pada pasien yang akan Operasi Besar ataupun sudah lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga harus diperhatikan.

5. Secara Pervaginam.
Adalah cara pemberian obat yang melalui vagina. Untuk bentuk tidak jauh beda dengan pemberian secara rektal. Dan biasanya diberikan pada pasien-pasien yang hamil dan mengalami pecah ketuban dan diberikan agar merangsang kontraksi.

6. Secara Parenteral.
Adalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung melalui pembuluh darah. Contohnya adalah sediaan injeksi atau suntikan. Tujuan pemberian obat dengan melalui parenteral ini adalah agar dapat langsung menuju sasaran dan efeknya lebih cepat. Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah dan tidak kooperatif. Akan tetapi cara pemberian obat dengan cara ini kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan. Maka sebagai perawat biasanya dalam memberikan ini benar-benar memperhatikan etiket obat serta nama obat dan cara pemberiannya.

7. Secara Topikal atau lokal.
Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan lain-lain.

Pemberian Secara Parenteral ini bisa melalui berbagi cara diantaranya yaitu :
  1. Intravena ( IV ).Tidak ada fase absorpsi dalam pemberian obat secara intravena karena obat langsung masuk ke dalam vena, "onset of action" cepat, efisien, bioavailabilitas 100 %, baik untuk obat yang menyebabkan iritasi kalau diberikan dengan cara lain, biasanya berupa infus continue untuk obat yang waktu-paruhnya pendek (Joenoes, 2002).
  2. Intramuskular ( IM )."Onset of action" pemberian obat secara intramusculer bervariasi, berupa larutan dalam air yang lebih cepat diabsorpsi daripada obat berupa larutan dalam minyak, dan juga obat dalam sediaan suspensi, kemudian memiliki kecepatan penyerapan obat yang sangat tergantung pada besar kecilnya partikel yang tersuspensi: semakin kecil partikel, semakin cepat proses absorpsi (Joenoes, 2002).
  3. Subkutan ( SC )."Onset of action" lebih cepat daripada sediaan suspensi, determinan dari kecepatan absorpsi ialah total luas permukaan dimana terjadi penyerapan, menyebabkan konstriksi pembuluh darah lokal sehingga difusi obat tertahan/diperlama, obat dapat dipercepat dengan menambahkan hyaluronidase, suatu enzim yang memecah mukopolisakarida dari matriks jaringan (Joenoes, 2002).
Demikian tadi sahabat-sahabat serta rekan-rekan semua sedikit mengenai cara pemberian obat dan semoga hal ini dapat berguna dan memberikan manfaat kepada kita semua. Dan semoga kita bisa mempraktekkan cara memberikan obat yang benar dan tepat juga.
Read more > Pemberian Obat

Selasa, 14 Februari 2012

Google Public DNS: 70 billion requests a day and counting

We launched Google Public DNS in December 2009 to help make the web faster for everyone. Today, we’re no longer an experimental service. We’re the largest public DNS service in the world, handling an average of more than 70 billion requests a day.

DNS acts like the phone book of the Internet. If you had to look up hundreds or thousands of phone numbers every day, you’d want a directory that was fast, secure and correct. That’s what Google Public DNS provides for tens of millions of people.

Google Public DNS has become particularly popular for our users internationally. Today, about 70 percent of its traffic comes from outside the U.S. We’ve maintained our strong presence in North America, South America and Europe, and beefed up our presence in Asia. We've also added entirely new access points to parts of the world where we previously didn't have Google Public DNS servers, including Australia, India, Japan and Nigeria.

Shortly after launch, we made a technical proposal for how public DNS services can work better with some kinds of important web hosts (known as content distribution networks, or CDNs) that have servers all of the world. We came up with a way to pass information to CDNs so they can send users to nearby servers. Our proposal, now called “edns-client-subnet,” continues to be discussed by members of the Internet Engineering Task Force. While we work with the IETF, other companies have started experimenting with implementing this proposal.

We’ve also taken steps to help support IPv6. On World IPv6 Day, we announced our IPv6 addresses: 2001:4860:4860::8888 and 2001:4860:4860::8844 to supplement our original addresses, 8.8.8.8 and 8.8.4.4.

Google Public DNS’s goal is simple: making the web—really, the whole Internet!—faster for our users. If you’d like to try it yourself, please see our page Using Google Public DNS. For more information, please see our Introduction to Google Public DNS and Frequently Asked Questions.

Read more > Google Public DNS: 70 billion requests a day and counting

Roses are red, violets are blue...here are some Valentine’s Day tips for you

It’s Valentine’s Day, and all you need is love.

Well, maybe you need a few more things.

This year, lovebirds in the U.S. are pulling out all the stops and are expected to hit a 10-year spending high on romantic goods. Whether you’re looking for a box of chocolates or buying a diamond ring, we’ve taken notes on how Google can turn any last-minute Cupid into a polished Romeo. Think of us as Cyrano de Bergerac, whispering words of wisdom in your ear for dishes, dates and romantic inspiration.

Sweets for a sweetie
They say the way to a man’s heart is through his stomach. Searches for [valentine’s day dinner], [valentine’s day recipes], [romantic dinner] and [romantic recipes] ramp up at the start at February, hitting their peak on the 14th.


If you’re whipping up a homemade treat, you can use Google Recipe view to search for thousands of heart-shaped cookie recipes, and tailor the ingredients (and the calorie count) for the best fit.

If you’re not a maestro in the kitchen yet, we can help. Peruse some trendy dishes and learn how to cook from YouTube’s Next Chefs, who have created a highlight reel of their best aphrodisiacs. We’re not playing favorites, but we do love the Sweetest Vegan’s red velvet beet cupcakes, which will come in handy for many couples—searches for [vegan valentines] have more than tripled since 2006.

Don’t know a truffle from a trifle? Then let a professional handle the meal. If you haven’t booked a table yet, you’re not alone: searches for [valentines day reservations] typically peak on February 9 and remain high through the holiday. For ideas, check out Zagat’s recommendations for romantic hotspots in your neighborhood. A word to the wise, though: If you’re planning on popping the question on Valentine’s Day, avoid dining out, as 69 percent of those surveyed in Zagat’s recent Valentine’s Day Survey feel that restaurant proposals are “cheesy.”

Perfect planners and last-minute cupids
Women have a head start on the menfolk when it comes to Valentine’s Day gifts, searching earlier (and more often) than their male counterparts—about 160 percent more since January.


The staple romantic gifts haven’t lost their appeal. Searches for [jewelry gifts] have grown over 10 percent, searches for [flower delivery] have increased nearly 20 percent, and searches for [couples massage] have jumped nearly 50 percent over last Valentine’s Day.

To impress, some folks are thinking outside the (heart-shaped) box. For the daring, create your own [valentines scavenger hunt]—searches are up more than 20 percent from last year. Or, add a personal touch—searches for [personalized valentines day gifts] are up over 20 percent compared to last year and searches for [homemade valentines gift] are up over 60 percent since last year. The last-minute lovers don’t have to despair, though. Visit Google Shopping to find gift ideas and filter results to see which items are in stock nearby.

Celebrating solo
Celebrating Valentine’s Day solo doesn’t mark you as a Miss (or Mr.) Lonelyhearts. Instead, treat yourself to a night on the town. View interactive results for nearby movie showtimes on your mobile phone, and know that if you indulge your inner cynic by skipping the rom com and catching a horror film, you won’t be alone: in the past 30 days, searches for [horror movie] are 230 percent higher than searches for [romantic movie].

Vive la romance
Everyone loves a fairytale ending, so let’s wrap up with two final ways to make your heart grow two sizes too big today. For a close-up look at romance at its finest, check out the “Awww: Romantic Proposals” YouTube Slam. Vote for your favorite mushy, creative, artistic, or—in one case—magic proposal.

Finally, today’s homepage doodle gives a nod to love, both young and old. Though “Cold, Cold Heart” plays in the background, we bet yours will warm just a bit.

Happy Valentine’s Day, everyone!



(Cross-posted on the Inside Search blog)
Read more > Roses are red, violets are blue...here are some Valentine’s Day tips for you

Senin, 13 Februari 2012

Brazil’s Carnival goes social with Google

While you may have heard of Brazil’s Carnival (or Carnaval), not everyone will have the chance to fly to Brazil to experience what are arguably the largest annual street festivals (+ music concerts + dance parties + culture fests) in the world.

Every year, Brazilian cities compete to be the country’s top Carnival destination: This year, we’re bringing you the sights, sounds and energy of Brazilian Carnival directly from the streets of Salvador (Brazil’s first capital and one of the oldest cities in the the Americas) through Google+, YouTube and Orkut.

From February 16 to 21—the height of the festival and the peak of Brazil’s summer—you’ll be able to:
  • Watch the festivities wherever you are in the world on the Carnival YouTube Channel. Starting Thursday, February 16, you’ll have access to everything from a live transmission of the streetfest to videos of bands who have traveled to Salvador to host the party. You’ll even be able to chat with other YouTube users who are watching the party with you from around the world through a map we’ve integrated just for the occasion.
  • Chat with bands and watch live interviews on Google+. Chat with some of the Brazilian bands who have joined the festivities in real time by sending questions via Google+ and Orkut. You’ll also be able to watch celebrity interviews running live throughout the week on the AoVivo (live) Google+ Page and transmitted simultaneously on YouTube and Orkut.


Even if you didn’t have a chance to get a plane ticket to Brazil, there’s no reason not to experience the energy of this year’s 2012 Carnival. Find out more about how you can be part of the party on +AoVivo, Orkut or on our Carnival YouTube Channel.



(Cross-posted from the YouTube blog)
Read more > Brazil’s Carnival goes social with Google

Blog Archive

 
 
Copyright © Komokid
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo