Senin, 30 April 2012

Penyakit Hipertensi / Tekanan Darah Tinggi

Penyakit Hipertensi / Tekanan Darah Tinggi.Hipertensi diartikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.(Smith Tom,1995).Hal ini dapat dengan mudah kita melihatnya dengan cara pemeriksaan tekanan darah yang terdiri dari dua angka.Angka yang lebih tinggi didapatkan pada saat jantung berkontraksi dan disebut dengan sistolik, angka dibawahnya yang lebih rendah didapatkan saat jantung berelaksasi disebut dengan diastolik.Langsung saja sahabat ke dalam pokok bahasan mengenai tekanan darah tinggi.

1. Pengertian.
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg.( Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu :
  1. Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg.
  2. Hipertensi dikategorikan sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg.
  3. Hipertensi dikategorikan berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.
Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik.(Smith Tom, 1995).

2. Penyebab.
Hipertensi menurut Lany Gunawan, 2001 berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
  1. Hipertensi Essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
  2. Hipertensi Sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh karena adanya penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita tekanan darah tinggi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Beberapa faktor yang seringkali menjadi penyebab dari penyakit hipertensi adalah :
  • Faktor Keturunan. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan tekanan darah tinggi jika orang tuanya adalah penderita tekanan darah tinggi.
  • Kebiasaan Hidup. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).
  • Ciri Perseorangan. Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya tekanan darah tinggi adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat),jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
penyakit hipertensi, penyakit darah tinggi, Blog Keperawatan

3. Patofisiologi.
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan tekanan darah tinggi.

Untuk pertimbangan gerontologi. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer. ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

4. Tanda Serta Gejala.
Tanda dan gejala pada penyakit hipertensi menurut Edward K Chung, 1995 terbagi menjadi dua yaitu :
  1. Tidak Ada Gejala. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
  2. Gejala Yang Umum. Sering dikatakan bahwa gejala paling umum yang menyertai penyakit hipertensi ini yang meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala umum yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
5. Pemeriksaan Penunjang dalam mendiagnosa penyakit tekanan darah tinggi ini diantaranya yaitu :
  • Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
  • Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti jantung dan juga ginjal.
  • Pemeriksaan retina.
  • EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
  • Pemeriksaan urin dengan urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
  • Rontgen Thorax.
Demikian sahabat sedikit mengenai penyakit hipertensi dan semoga bisa memberikan manfaat. Untuk itulah sahabat alangkah baiknya bila kita bisa melakukan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan hipertensi sedari awal agar kesehatan senantiasa bersama kita.
Read more > Penyakit Hipertensi / Tekanan Darah Tinggi

Supporting data innovation in journalism throughout Europe


Cross-posted from the Google European Public Policy Blog

The digital age generates reams of raw data. Much of that data is interesting or important, but since there’s a lot of it out there it’s often hard to find and analyze. This is where journalists can help. Journalists are experts at delving into complex issues and writing stories that make them accessible—essential skills for dealing with the data deluge of the digital age. In order to support and encourage innovative data journalism, we’re sponsoring a series of prizes all across Europe.


Let’s start in the Nordics, where we recently partnered with Danish newspaper Dagbladet Information and Southern Denmark University’s Center for Journalism to sponsor the Nordic News Hacker 2012 contest. Contestants were asked to create and submit a piece of data journalism—anything from a data mash-up to a new mobile app.

This year’s winner is Anders Pedersen. Ander’s project, Doctors for Sale, inspired by Pro Publica’s Docs for Dollars investigation in the United States, used raw data to uncover doctors who receive money from the pharmaceutical industry. He wins a $20,000 scholarship to work with the Guardian Data Blog in London for one month to further his investigative skills.

Several thousand kilometers south of Denmark at the International Journalism Festival, the Global Editors Network announced the 60 shortlisted projects for the Google-sponsored Data Journalism Awards. Some 320 projects were submitted from a diverse group of applicants including major media groups, regional newspapers, press associations, and entrepreneurial journalists from more than 60 countries. Six winners will be announced during the News World Summit, on May 31, 2012 in Paris.

In Vienna, the International Press Institute recently announced the winners of their News Innovation contest, sponsored by Google. Fourteen projects were selected, including digital training in the Middle East, corruption chasing in the Balkans, and citizen photojournalism in the UK. All use digital data and new technologies to tell stories or reach new audiences. The winners received a total of more than $1.7 million.

Congratulations to all the journalists and publications who are embracing the digital world!

Read more > Supporting data innovation in journalism throughout Europe

Minggu, 29 April 2012

Askep Ventilasi Mekanik

Askep Ventilasi Mekanik.Ventilasi mekanik adalah suatu alat yang dipergunakan dalam hal membantu sebagian ataupun seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi seorang pasien.Dan bagi rekan-rekan sejawat khususnya yang berdinas di Intensive Care sudah menjadi pekerjaan sehari-hari dalam melaksanakan askep ventilasi mekanik ini. Semoga nantinya yang akan dishare dalam Blog Keperawatan ini mengenai askep ventilasi mekanik ini akan bisa memberikan manfaat.

Sahabat semuanya agar bisa lebih memudahkan dalam hal mempelajari askep ventilasi mekanik ini bisa terlebih dahulu membaca tentang apa itu ventilasi mekanik dan juga mengenai macam dari ventilasi mekanik.Langsung saja sahabat ke dalam asuhan keperawatan atau askep ventilator ini.

askep ventilator, Blog Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang biasanya muncul pada askep ventilator ini adalah :
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi ditandai dengan perubahan dalam frekuensi dan kedalaman pernapasan, sianosis, penurunan PO2, saturasi O2, dan peningkatan PCO2, peningkatan kerja pernapasan dengan menggunakan otot aksesori.
- Kriteria Hasil : Kemudahan dalam bernafas, terbebas dari kegelisahan dan dyspneu, BGA dan saturasi oksigen dalam rentang normal.
- Intervensi Keperawatan :
a. Monitoring tanda-tanda vital yang terdiri dari :
  • Monitoring tekanan darah, nadi , suhu tubuh, dan status pernafasan.
  • Monitoring irama dan kecepatan denyut jantung.
  • Monitoring adanya kemungkinan sianosis.
  • Monitoring warna, temperature, dan kelembaban kulit.
  • Monitoring dan laporkan jika ada hipotermi dan hipertermia.
b. Monitoring respirasi yang terdiri dari :
  • Monitoring irama, kecepatan, kedalaman, dan usaha pernafasan
  • Auskultasi bunyi paru
  • Monitoring tanda-tanda kelelahan, cemas.
  • Monitoring kemampuan batuk efektif pasien.
  • Monitoring sekresi pernapasan pasien.
  • Monitoring kesiapan ventilator mekanik, catat peningkatan tekanan inspirasi, dan penurunan tidal volume.
  • Lakukan resusitasi jika diperlukan
c. Therapi oksigen yang terdiri dari :
  • Pertahankan kepatenan jalan nafas.
  • Monitor aliran oksigen.
  • Lakukan pengecekan secara periodik peralatan oksigen untuk memastikan oksigen sesuai dengan yang dibutuhkan.
  • Berikan suplemen oksigen sesuai order.
  • Monitor efektifitas pemberian oksigen dengan menggunakan BGA ataupun alat pulse oxymetry.
  • Monitor tanda – tanda keracunan oksigen.
  • Monitor kecemasa pasien akibat kebutuhan oksigen.
d. Manajemen asam basa.
  • Pertahankan kepatenan akses intravena (Infus).
  • Pertahankan kepatenan jalan nafas.
  • Monitor kemungkinan kehilangan asam (karena muntah, diare).
  • Monitor status hemodinamik, meliputi nilai CVP, MAP, PAP, dan PCWP jika ada.
  • Monitor BGA, kadar elektrolit urin.
  • Monitor gejala gagal nafas.
  • Monitor tanda – tanda memburuknya ketidakseimbangan elektrolit.
  • Berikan oksigen secara adekuat.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan ditandai dengan perubahan dakam frekuensi dan kedalaman pernafasan, penurunan kapasitas vital / volume paru total, takipnea / bradipnea atau henti nafas bila dilepaskan dari ventilator, penurunan PO2 dan SaO2, peningkatan PCO2, sianosis.
- Kriteria Hasil : Mempertahankan pola pernafasan efektif melalui vetilator dengan tidak ada retraksi / penggunaan otot aksesori, sianosis, atau tanda lain dari hipoksia, saturasi oksigen dan hasil BGA dalam rentang nilai normal, menunjukkan perilaku untuk mempertahankan fungsi pernafasan, berpartisipasi dalam upaya penyapihan ventilator dalam kemampuan pasien.
- Intervensi Keperawatan :
  • Observasi pola nafas. Catat frekuensi pernafasan, jarak antara pernafasan spontan dan nafas ventilator.
  • Auskultasi dada secara periodik, catat ada / tidak dan kualitas bunyi nafas, bunyi nafas tambahan, juga kesimetrisan gerakan dada.
  • Periksa selang terhadap obstruksi, contoh terlipat atau akumulasi air. Alirkan selang sesuai indikasi, hindari aliran ke pasien atau kembali ke wadah.
  • Jumlahkan pernafasan pasien 1 menit penuh dan bandingkan untuk menyusun frekuensi yang diinginkan / ventilator.
  • Bantu pasien dalam kontrol pernafasan bila penyapihan diupayakan / dukungan ventilator dihentikan selama prosedur / aktivitas.

3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan batuk ditandai dengan perubahan frekuensi atau kedalaman pernafasan, nunyi nafas tak normal, gelisah / ansietas, sianosis.
- Kriteria Hasil : Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas jelas dan aspirasi dicegah
- Intervensi Keperawatan :
  • Kaji kepatenan jalan nafas.
  • Anjurkan pasien untuk melakukan teknik batuk selama penghisapan lendir.
  • Evaluasi gerakan dada dan auskultasi untuk bunyi nafas bilateral.
  • Ubah posisi tubuh dan berikan cairan sesuai dengan kemampuan pasien.
  • Kolaborasi dengan fisioterapis dalam melakukan postural drainase.
  • Kolaborasi medis dalam pemberian bronkodilator IV dan aerosol sesuai indikasi.

Demikian tadi sahabat sedikit mengenai beberapa askep ventilasi mekanik dan semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semuanya.
Read more > Askep Ventilasi Mekanik

Sabtu, 28 April 2012

Memilih Jajanan Sehat

Memilih Jajanan Sehat Anak.Jajanan bagi seorang anak adalah merupakan sesuatu yang menyenangkan apalagi dalam usia sekolah.Kebiasaan membeli jajanan seringkali karena terpengaruh juga dari teman-temannya.Hanya saja apakah semua jajanan itu sehat dan juga menyehatkan bagi anak-anak kita.Itu yang perlu kita pikirkan juga sebagai orang tua.Memilih jajanan sehat yang sehat perlu kita ajarkan kepada buah hati kita agar terhindar dari hal-hal yang tentunya tidak kita inginkan.

Bila anak telah bersekolah, maka tentunya jajanan dengan berbagai macam dan ragamnya hampir semuanya tersedia.Kebanyakan jajanan yang di jual mengandung zat pemanis serta zat pewarna yang berlebihan.Untuk itulah kita sebagai orang tua perlu untuk memberikan arahan dan juga informasi yang baik kepada anak-anak kita dalam memilih jajanan sehat bagi anak kita.Dengan berbagai macam ragam jajanan di sekolah ataupun sekitar lingkungan rumah, tentunya kita sebagai salah satu konsumen tidak bisa menjamin akan kebersihan dan juga keamanannya dari jajanan tersebut.Yang tentunya hal ini tdak bisa kita pungkiri bisa menimbulkan resiko kesehatan bagi buah hati kita.

Memilih Jajanan Sehat, Blog Keperawatan

Dalam rangka memilih jajanan sehat anak ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan demi menjaga kesehatan.Berikut tips memilih jajanan sehat anak dan beberapa hal yang perlu kita perhatikan diantaranya yaitu :
  1. Memastikan bahwa jajanan yang dipilih dan juga dikonsumsi anak kita adalah aman.Aman untuk dikonsumsi karena pembuatannya memenuhi syarat higienis.
  2. Jika membeli jajanan perhatikan juga akan komposisi dari bahannya, kalau bisa menghindari jajanan yang manis bahkan terlalu manis karena hal ini biasanya memakai pemanis buatan yang berlebihan.
  3. Kemasan masih dalam keadaan bagus. Kemasan yang masih sudah rusak dalam jajanan sehat bisa menandakan kalau sudah ada proses kimia di dalam makanan tersebut. Barangkali, proses kimia itu bisa menyebabkan kandungan makanan yang ada jadi berubah membahayakan.Jadi, engajarkan anak kita agar jangan menerima makanan yang sudah rusak bungkusnya.
  4. Jajanan tersebut tidak memiliki akan warna, rasa, yang berlebihan dan juga bau / warna yang menyengat.
  5. Orang tua harus memastikan jajanan yang dipilih memiliki label bertuliskan snack aman dan tidak mengandung monosodium glutamat (MSG).
Selain hal tersebut orang tua, khususnya para ibu bisa menyiasati agar anak terhindar dari jajanan yang kurang sehat dengan berbagai maacam trik dan juga tips diantaranya yaitu dengan :
  1. Menyediakan menu sarapan sehat dan juga begizi. Sarapan pagi selain bisa membuat konsentrasi anak dalam hal belajar akan semakin baik, hal ini pun bisa membuat anak bisa menahan keinginan untuk jajan karena perutnya telah berisi.
  2. Menanyakan mengenai makanan kesukaan anak kita, dan juga mengajak buah hati untuk ikut serta berpartisipasi dalam membuat dan mempersiapkan bekal sekolah dalam hal ini jajanan.
  3. Memberikan uang jajan secukupnya dan jangan berlebihan, agar anak bisa membatasi frekuensi jajan dan selain itu hal ini juga bisa sekalian mengajarkan kebiasaan anak untuk menabung dan menyisihkan uang jajannya.
Hal yang tak kalah penting peranan orang tua dalam hal ini adalah dengan memberikan contoh yang baik dalam memilih jajanan sehat itu sendiri.Memberikan informasi yang edukatif disertai dengan contoh yang baik adalah metoda pendidikan dan pengajaran yang baik bagi anak-anak kita.
Read more > Memilih Jajanan Sehat

Jumat, 27 April 2012

Penyakit Jantung Rematik

Penyakit jantung rematik adalah salah satu dari berbagai macam penyakit jantung yang ada. Jantung rematik ini adalah kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang disebabkan oleh demam reumatik. Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus tipe A (contoh: Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam reumatik, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum

Pada beberapa pasien yang mengalami demam rematik akut bisa terjadi kelainan katup jantung lainnya yang bisa berakibat pada gangguan katup jantung, gagal jantung (CHF), radang selaput jantung (perikarditis). Di Amerika Serikat bahkan penyakit jantung rematik ini masih merupakan penyebab dari penyakit jantung yang disebut dengan mitral stenosis (MS) dan juga penggantian katup jantung pada pasien dewasa di sana.

Penyakit Jantung Rematik

Penyebab jantung rematik ini diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus β hemolitikus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan pertama maupun demam rematik serangan yang berulang.

Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas atas oleh Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A berbeda dengan glomerulonefritis yang berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit maupun disaluran nafas, demam rematik agaknya tidak berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit.

Faktor-faktor predisposisi terjadinya penyakit jantung rematik / Rheumatic Heart Desease terdapat pada diri individu itu sendiri dan juga faktor lingkungan.
Faktor dari Individu diantaranya yaitu :
  1. Faktor genetik. Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik menunjukan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus.
  2. Umur. Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik / penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun.
  3. Keadaan gizi dan lain-lain.Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.
  4. Golongan etnik dan ras. Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih. Tetapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab yang sebenarnya.
  5. Jenis kelamin. Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
  6. Reaksi autoimun. Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.
Faktor-faktor dari lingkungan itu sendiri :
  1. Keadaan sosial ekonomi yang buruk.Mungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai predisposisi untuk terjadinya demam rematik. Insidens demam reumatik di negara-negara yang sudah maju, jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk dalam keadaan sosial ekonomi yang buruk sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat, rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan lain-lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya demam reumatik.
  2. Cuaca. Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.
  3. Iklim dan geografi. Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan didaerah yang beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun mempunyai insidens yang tinggi, lebih tinggi dari yang diduga semula. Didaerah yang letaknya agak tinggi agaknya angka kejadian demam rematik lebih tinggi daripada di dataran rendah.
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik dapat dibagi dalam 4 tingkatan stadium jantung rematik yaitu :
  • Stadium I : Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A.Gejala yang dirasakan diantaranya yaitu : Demam, batuk, rasa sakit waktu menelan, muntah, diare, peradangan pada tonsil yang disertai eksudat.
  • Stadium II : Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus dengan permulaan gejala demam reumatik, biasanya periode ini berlangsung 1 - 3 minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian
  • Stadium III : Stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik / penyakit jantung reumatik dan gejalanya diantaranya demam yang tinggi, lesu, anoreksia, epistaksis, rasa sakit disekitar sendi, berat badan menurun, kelihatan pucat, lekas tersinggung, athralgia, sakit perut.
  • Stadium IV : Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung / penderita penyakit jantung rematik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pasa fase ini baik penderita sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.

Dalam menegakkan diagnosa Demam Rematik ini digunakan Kriteria Jones yang terbagi Kriteria Mayor dan Kriteria Minor.

Kriteria Mayor Demam Rematik terdiri dari :
  1. Poliarthritis : Pasien dengan keluhan sakit pada sendi yang berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar; lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan , siku (poliarthritis migrans).
  2. Karditis : Peradangan pada jantung (miokarditis, endokarditis).
  3. Eritema marginatum : Tanda kemerahan pada batang tubuh dan telapak tangan yang tidak gatal.
  4. Noduli subkutan : Terletak pada ekstensor sendi terutama siku, ruas jari, lutut, persendian kaki (tidak nyeri dan dapat bebas digerakkan).
  5. Korea sydenham : Gerakan yang tidak disengaja / gerakan yang abnormal, sebagai manifestasi peradangan pada sistem syaraf pusat.
Kriteria Minor Demam Rematik terdiri dari :
  1. Mempunyai riwayat menderita demam reumatik / penyakit jantung rematik.
  2. Athralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi : pasien kadang-kadang sulit menggerakkan tungkainya
  3. Demam tidak lebih dari 39 derajad celcius.
  4. Leukositosis.
  5. Peningkatan Laju Endap Darah (LED).
  6. C-Reaktif Protein (CRF) positif.
  7. P-R interval memanjang.
  8. Peningkatan pulse denyut jantung saat tidur (sleeping pulse).
  9. Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO).
Diagnosa ditegakkan bila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor, atau dua kriteria minor dan satu kriteria mayor.

Penatalaksanaan demam rematik aktif atau reaktivasi kembali dan termasuk dalam pengobatan jantung rematik diantaranya adalah :
  1. Tirah baring dan mobilisasi (kembali ke aktivitas normal) secara bertahap. Ini adalah perawatan penyakit jantung rematik untuk pertama kalinya yaitu istirahat total.
  2. Pemberantasan terhadap kuman streptokokkus dengan pemberian obat antibiotik penisilin atau eritromisin. Untuk profilaksis atau pencegahan dapat diberikan antibiotic penisilin benzatin atau sulfadiazine.
  3. Antiinflamasi (antiperadangan). Antiperadangan seperti salisilat dapat dipakai pada demam reumatik tanpa karditis (peradangan pada jantung)
Read more > Penyakit Jantung Rematik

In Nashville, the sweet sound of entrepreneurship

Nashville and Silicon Valley have a lot in common. They're both filled with smart, creative people building businesses together. Nashville's start-up scene may be less well known, but it's bursting with energy and creativity like the rest of the city, and on April 19, we brought our Google for Entrepreneurs program down to the home of honky tonks to learn more about how we might help out.

Event crowd in our rustic music hall venue.

Google for Entrepreneurs was a full day of sessions exploring topics from how to use Google+ and Youtube to publicize your content, to ads and analytics tools for businesses to our various platforms for developers. The crowd of 430 attendees ranged from tech startups like Populr.me, which is building a beautiful HTML5 micropublishing app, to ArtistGrowth, which is creating a platform for artists to organize and monetize a music business from their phone. A group of eight enterprising Googlers led conversations on getting your business on the global map, while the Creator’s Freedom Project hosted a panel of local artists discussing how creative people can make a living using today's technology. We closed the day by discussing how music and tech can work together to make the Internet awesome. Then, naturally, it was time to let the live music and beverages flow. For more photos, check out our web album here.

Google panel taking any and all questions.

We’d like to thank all our partners Flo {thinkery}, Entrepreneur Center, Nashville Area Chamber of Commerce, Nashville Technology Council and Tennessee Film, Entertainment & Music Commission, as well as Karl Dean, the Mayor of Nashville and Beth Harwell, Speaker of the House (Tenn.) for making this event truly memorable. In one amazing day, we came together to bring the magic of Google to Nashville and made friends with one talented city. We look forward to connecting with more entrepreneurial cities around the country, and the world.

Read more > In Nashville, the sweet sound of entrepreneurship

Cara Dapat Uang Dari Internet

Kalau mau dapat uang tambahan dari internet dengan cara klik pada iklan dibawah ini















selesai.
Read more > Cara Dapat Uang Dari Internet

Kamis, 26 April 2012

Breaking down the language barrier—six years in

The rise of the web has brought the world’s collective knowledge to the fingertips of more than two billion people. With just a short query you can access a webpage on a server thousands of miles away in a different country, or read a note from someone halfway around the world. But what happens if it’s in Hindi or Afrikaans or Icelandic, and you speak only English—or vice versa?

In 2001, Google started providing a service that could translate eight languages to and from English. It used what was then state-of-the-art commercial machine translation (MT), but the translation quality wasn’t very good, and it didn’t improve much in those first few years. In 2003, a few Google engineers decided to ramp up the translation quality and tackle more languages. That's when I got involved. I was working as a researcher on DARPA projects looking at a new approach to machine translation—learning from data—which held the promise of much better translation quality. I got a phone call from those Googlers who convinced me (I was skeptical!) that this data-driven approach might work at Google scale.

I joined Google, and we started to retool our translation system toward competing in the NIST Machine Translation Evaluation, a “bake-off” among research institutions and companies to build better machine translation. Google’s massive computing infrastructure and ability to crunch vast sets of web data gave us strong results. This was a major turning point: it underscored how effective the data-driven approach could be.

But at that time our system was too slow to run as a practical service—it took us 40 hours and 1,000 machines to translate 1,000 sentences. So we focused on speed, and a year later our system could translate a sentence in under a second, and with better quality. In early 2006, we rolled out our first languages: Chinese, then Arabic.

We announced our statistical MT approach on April 28, 2006, and in the six years since then we’ve focused primarily on core translation quality and language coverage. We can now translate among any of 64 different languages, including many with a small web presence, such as Bengali, Basque, Swahili, Yiddish, even Esperanto.

Today we have more than 200 million monthly active users on translate.google.com (and even more in other places where you can use Translate, such as Chrome, mobile apps, YouTube, etc.). People also seem eager to access Google Translate on the go (the language barrier is never more acute than when you’re traveling)—we’ve seen our mobile traffic more than quadruple year over year. And our users are truly global: more than 92 percent of our traffic comes from outside the United States.

In a given day we translate roughly as much text as you’d find in 1 million books. To put it another way: what all the professional human translators in the world produce in a year, our system translates in roughly a single day. By this estimate, most of the translation on the planet is now done by Google Translate. (We can’t speak for the galaxy; Douglas Adams’s “Babel fish” probably has us beat there.) Of course, for nuanced or mission-critical translations, nothing beats a human translator—and we believe that as machine translation encourages people to speak their own languages more and carry on more global conversations, translation experts will be more crucial than ever.

We imagine a future where anyone in the world can consume and share any information, no matter what language it’s in, and no matter where it pops up. We already provide translation for webpages on the fly as you browse in Chrome, text in mobile photos, YouTube video captions, and speech-to-speech “conversation mode” on smartphones. We want to knock down the language barrier wherever it trips people up, and we can’t wait to see what the next six years will bring.

Read more > Breaking down the language barrier—six years in

Rabu, 25 April 2012

Askep Jantung Koroner

Askep Jantung Koroner.Penyakit jantung koroner adalah suatu manifestasi khusus dan juga aterosklerosis (penumpukan plak)pada pembuluh darah arteri koroner dan hal ini berakibat kepada pasokan darah yang kaya akan oksigen yang dialirkan ke otot - otot jantung mengalami hambatan.Itu sekilas mengenai penyakit jantung koroner yang telah dibahas sebelumnya.Sekarang di yang akan kita share kembali adalah mengenai asuhan keperawatan jantung koroner.Dan semoga artikel mengenai askep jantung koroner ini bisa bermanfaat serta berguna.

Penyakit jantung koroner dan juga miocard infark merupakan respons iskemik dari miokardium yang di sebabkan karena adanya penyempitan arteri koronaria secara permanen ataupun sementara. Oksigen dalam hal ini dibutuhkan oleh sel-sel miokardial, untuk metabolisme aerob di mana Adenosine Triphospate di bebaskan untuk energi jantung pada saat istirahat membutuhakan 70 % dari oksigen. Banyaknya oksigen yang di perlukan untuk kerja jantung di sebut dan dikenal dengan Myocardial Oxygen Cunsumption (MVO2), yang dinyatakan oleh percepatan jantung, kontraksi miocardial dan tekanan pada dinding jantung.

Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap peningkatan tuntutan tekanan oksigen dangan menambah percepatan dan kontraksi untuk menekan volume darah ke sekat-sekat jantung. Pada jantung yang mengalami hambatan serta obstruksi aliran darah ke miocardial, suplai darah tidak dapat mencukupi terhadap kebutuhan yang diperlukan. Keadaan adanya obstruksi letal maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia dan suatu kondisi menyerupai glikolisis aerobic berupaya memenuhi kebutuhan oksigen.Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik yang dapat sebagai predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung. Hipokromia dan asidosis laktat mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan kontraksi menurun, gerakan dinding segmen iskemik menjadi hipokinetik.

askep jantung koroner,Blog Keperawatan

Berikut adalah askep jantung koroner
Pengkajian.Yang diperlukan dalam pengkajian asuhan keperawatan jantung koroner adalah :
a. Aktivitas dan istirahat : Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur.
b. Sirkulasi.Yang dikaji diantaranya yaitu :
  • Mempunyai riwayat Infark Miocard Akut, penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes melitus.
  • Tekanan darah bisa normal / meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, adanya aritmia pada gambaran EKG.
  • Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
  • Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
  • Heart rate mungkin meningkat atau mengalami penurunan (tachycardia / bradicardia).
  • Irama jantung mungkin ireguler atau bisa juga didapatkan normal.
  • Edema terjadi pada : Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung.
  • Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
c. Eliminasi : Bising usus didapatkan bisa meningkat atau juga bisa normal.
d. Nutrisi : Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan.
e. Hygiene perseorangan : Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
f. Neuro Sensori : Nyeri kepala yang hebat, perubahan emosi.
g. Kenyamanan :
  • Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin / ISDN.
  • Lokasi nyeri dada bagian depan substernal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah.
  • Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami.
  • Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, EKG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
h. Respirasi : Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
i. Interaksi sosial : Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
j. Pengetahuan : Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi, perokok.
k. Studi diagnostik
  1. ECG menunjukan : adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis.
  2. Enzym dan isoenzym pada jantung CKMB meningkat dalam 4-12 jam, dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam.
  3. Elektrolit : ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
  4. Whole blood cell : leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
  5. Analisa gas darah (BGA) : Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis / akut.
  6. Kolesterol / trigliserid : Mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis.
  7. Rontgen Thorax : Mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma ventrikuler.
  8. Echocardiogram : Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
  9. Exercise stress test (treadmill): Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress / aktivitas.

Diagnosa keperawatan dan juga intervensi keperawatan pada asuhan keperawatan pasien jantung koroner :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan adanya penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya penurunan tekanan dan cara berelaksasi.
Rencana :
  • Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
  • Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran).
  • Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
  • Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman.
  • Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi.
  • Kolaborasi dalam : Pemberian oksigen dan obat-obatan (beta blocker, anti angina, analgesik)
  • Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan dengan narkosa.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemiapada miokard.
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan perawatan klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
Rencana :
  • Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas.
  • Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
  • Anjurkan pada pasien agar tidak mengedan pada saat buang air besar (BAB).
  • Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
  • Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas melebihi batas.

3. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.
Tujuan : Tidak terjadi penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan keperawatan.
Rencana :
  • Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan).
  • Kaji kualitas nadi.
  • Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4.
  • Auskultasi suara nafas.
  • Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas.
  • Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi kafeine.
  • Kolaborasi dalam : pemeriksaan serial EKG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti disritmia.
4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia.
Tujuan : Selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi jaringan.
Rencana :
  • Kaji adanya perubahan kesadaran.
  • Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan penurunan kualitas nadi perifer.
  • Kaji adanya tanda Homans (pain in calf on dorsoflextion), erythema, edema.
  • Kaji respirasi (irama, kedalaman dan usaha pernafasan).
  • Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal distensi, konstipasi).
  • Monitor intake dan out put.
  • Kolaborasi dalam : Pemeriksaan BGA, BUN, Serum ceratinin dan elektrolit.

5. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein.
Tujuan : Tidak terjadi kelebihan cairan di dalam tubuh klien selama dalam perawatan.
Rencana :
  • Auskultasi suara nafas (kaji adanya crackless).
  • Kaji adanya jugular vein distension, peningkatan terjadinya edema.
  • Ukur intake dan output (balance cairan).
  • Kaji berat badan setiap hari.
  • Najurkan pada pasien untuk mengkonsumsi total cairan maksimal 2000 cc/24 jam.
  • Sajikan makan dengan diet rendah garam.
  • Kolaborasi dalam pemberian deuritika.


DAFTAR PUSTAKA
  • Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.
  • Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B Lippincott. Philadelpia.
  • Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.
  • Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.
  • Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I EGC. Jakarta.
  • Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media aesculapius Universitas Indonesia. Jakarta.
  • Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. EGC Jakarta.
Read more > Askep Jantung Koroner

From countering radicalization to disrupting illicit networks: What’s next for Google Ideas

What do a former violent jihadist from Indonesia, an ex-neo-Nazi from Sweden and a Canadian who was held hostage for 15 months in Somalia have in common? In addition to their past experiences with radicalization, they are all also members of Against Violent Extremism (AVE), a new online network that is launching today from the Institute for Strategic Dialogue (ISD) with support from our think/do tank Google Ideas, the Gen Next Foundation and other partners. This is the first time that former extremists, survivors, nonprofits and private sector leaders from around the world are combining forces and using online tools to tackle the problem of violent extremism.

The idea for this network first came about last summer when we hosted the Summit Against Violent Extremism in Dublin. We wanted to initiate a global conversation on how best to prevent youth from becoming radicalized. In some ways, it was a bit of an experiment to see if we could get so-called “formers”—those who had renounced their previous lives of violent extremism—and survivors of such violence to come together in one place.

To reframe the issue of counter-radicalization, we decided to spotlight formers as positive role models for youth. We also knew that there has traditionally been an over-reliance on governments to tackle these problems, so we wanted to see what diverse groups outside the public sector could offer. Finally, we needed to go beyond the in-person, physical conversations we had at the summit into the realm of the virtual, using the Internet to ensure sustained discussion and debate.

Until now, there has never before been a one-stop shop for people who want to help fight these challenges—a place to connect with others across sectors and disciplines to get expertise and resources. The AVE web platform contains tools for those wanting to act on this issue, forums for dialogue, and information about the projects that the network has spawned. The site, which is in beta, will be managed by ISD, a London-based think tank that has long worked on issues surrounding radicalization. AVE’s seed members are a global network of formers, survivors of violent extremism, NGOs, academics, think tanks and private sector execs—all with a shared goal of preventing youth from becoming radicalized. You can hear from some of the participants in this video here:


Working with the formers over the past several months has turned out to be an exploration of a kind of illicit network: violent extremism. But it’s touched on other types of illicit networks too—such as drug smuggling, human trafficking and the underground arms trade. With the launch of the AVE network, we plan to turn much of our attention over the next several months to these other areas. This afternoon as part of the Tribeca Film Festival, I will be moderating a panel discussion, Illicit Networks: Portrayal Through Film, talking to a former child soldier, a farm laborer who’s gone undercover to investigate modern-day slavery, a survivor of trafficking and abuse, and a former arms broker. We’ll be watching various movie clips and discussing what people learn from Hollywood when it comes to the mysterious and misunderstood world of illicit networks.

This will be an early look at what’s to come this summer when we will again partner with Tribeca Enterprises and the Council on Foreign Relations (as we did last year in Dublin) to convene the Illicit Networks: Forces in Opposition (INFO) Summit. We plan to bring together a diverse cross-section of activists, survivors, policymakers and engineers to come up with creative ideas about how technology can disrupt some of the world’s most dangerous illicit networks. We want to look not only at how technology has been part of the problem, but how it can be part of the solution by empowering those who are adversely affected by illicit networks. We look forward to sharing with you what we learn.

Read more > From countering radicalization to disrupting illicit networks: What’s next for Google Ideas

The Google Photography Prize 2012 winner

Last week we shared the names of the 10 Finalists for the Google Photography Prize 2012. Today we’re delighted to announce the winner: Viktor Johansson from Sweden.

Viktor is a 24-year-old student at the Swedish photography school Nordens Fotoskola Biskops-Arnö. The judges were captivated by his series that focused on Christoffer Eskilsson, Sweden’s best male diver from 10 meters. Viktor spent three days with Christoffer in Eriksdalsbadet, Stockholm where Christoffer trains and perfects his craft. Viktor came to realize that training to become the number-one male high diver in Sweden is a lonely pursuit.

Viktor has chosen to show us an alternative perspective on the life of a professional athlete—a view that we’re not used to seeing from sport photography in the media. Instead of glamorous action shots of an athlete in competition, he’s produced arresting and unexpected photographs that focus on the long, lonely hours of repetitive training and practice that it takes to excel in a field.



In addition to the exhibition at Saatchi Gallery, London, Viktor will go on a once-in-a-lifetime photography trip to a destination of his choice with a professional photography coach.

Read more > The Google Photography Prize 2012 winner

Selasa, 24 April 2012

Askep Diabetes Melitus / DM

Askep Diabetes Melitus / DM.Penyakit Diabetes Melitus adalah merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada diri seseorang yang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.Diabetes melitus ini diagnosanya didirikan awalnya dipikirkan dengan adanya gejala khas yang terdapat pada pasien yang menderita DM ini yang berupa polifagia (banyak makan), poluria (banyak kencing), polidipsia, lemas, dan berat badan turun. Gejala lain yang seringkali dikeluhkan penderita Diabetes Melitus adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.Maka hari ini blog Keperawatan akan mencoba sharing mengenai askep DM / diabetes melitus ini.Semoga artikel mengenai askep DM / diabetes melitus ini memberikan manfaat.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan DM / diabetes melitus ada beberapa pemeriksaan penunjang khususnya pemeriksaan laboratorium diantaranya yaitu :
  • Glukosa darah sewaktu
  • Kadar glukosa darah puasa
  • Tes toleransi glukosa
Dalam kriteria yang diterapkan oleh WHO untuk penyakit diabetes melitus ini dalam hasil laboratorium hasil pemeriksaannya menunjukkan :
  • Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
  • Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
  • Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

Tujuan yang utama dalam memberikan terapi pada askep diabetes melitus / DM ini yaitu mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah yang dimaksudkan untuk bisa mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.Beberapa komponen penting dalam penatalaksanaan askep DM / diabetes melitus ini adalah dengan :
  1. Diet DM.
  2. Latihan.
  3. Pemantauan glukosa darah
  4. Terapi (jika diperlukan)
  5. Pendidikan kesehatan.
Pengkajian yang dilakukan perawat dalam memberikan askep DM / diabetes melitus yaitu :
  1. Riwayat Kesehatan Keluarga : Yang dikaji adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
  2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya : Yang dikaji berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
  3. Aktivitas/ Istirahat : Yang dikaji gejala seperti lemah,letih, mengalami kesulitan bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
  4. Sirkulasi : Yang dikaji adakah riwayat hipertensi, AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah.
  5. Integritas Ego : Stress, ansietas.
  6. Eliminasi : Perubahan dalam pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
  7. Makanan / Cairan : Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
  8. Neurosensori : Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
  9. Nyeri / Kenyamanan : Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat).
  10. Pernapasan : Batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi / tidak).
  11. Keamanan : Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

Diagnosa Keperawatan serta masalah keperawatan yang ditegakkan pada askep DM / diabetes melitus ini diantaranya yaitu :
  1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
  2. Kekurangan volume cairan
  3. Gangguan integritas kulit
  4. Resiko terjadi injuri
Intervensi askep diabetes melitus / DM :
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
  • Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
  • Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
  1. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
  2. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
  3. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
  4. Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
  5. Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
  6. Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
  7. Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
  8. Kolaborasi Medis dengan pemberian pengobatan insulin.
  9. Kolaborasi dengan ahli diet.

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil : Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
  1. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik.
  2. Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul.
  3. Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas.
  4. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
  5. Pantau masukan dan pengeluaran.
  6. Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung.
  7. Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
  8. Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur.
  9. Kolaborasi Medis : Berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K).

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil : Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
  1. Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
  2. Kaji tanda vital.
  3. Kaji adanya nyeri.
  4. Lakukan perawatan luka
  5. Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
  6. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

4. Resiko terjadi injuri berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan.
Tujuan : Pasien tidak mengalami injuri.
Kriteria Hasil : Pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injuri.
Intervensi :
  1. Hindarkan lantai yang licin.
  2. Gunakan bed yang rendah.
  3. Orientasikan pasien dengan ruangan.
  4. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
  5. Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi.

Daftar Pustaka :
  • Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.
  • Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.
  • Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.
  • Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
  • Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
  • Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002
Read more > Askep Diabetes Melitus / DM

Introducing Google Drive... yes, really

Just like the Loch Ness Monster, you may have heard the rumors about Google Drive. It turns out, one of the two actually does exist.

Today, we’re introducing Google Drive—a place where you can create, share, collaborate, and keep all of your stuff. Whether you’re working with a friend on a joint research project, planning a wedding with your fiancé or tracking a budget with roommates, you can do it in Drive. You can upload and access all of your files, including videos, photos, Google Docs, PDFs and beyond.


With Google Drive, you can:
  • Create and collaborate. Google Docs is built right into Google Drive, so you can work with others in real time on documents, spreadsheets and presentations. Once you choose to share content with others, you can add and reply to comments on anything (PDF, image, video file, etc.) and receive notifications when other people comment on shared items.
  • Store everything safely and access it anywhere (especially while on the go). All your stuff is just... there. You can access your stuff from anywhere—on the web, in your home, at the office, while running errands and from all of your devices. You can install Drive on your Mac or PC and can download the Drive app to your Android phone or tablet. We’re also working hard on a Drive app for your iOS devices. And regardless of platform, blind users can access Drive with a screen reader.
  • Search everything. Search by keyword and filter by file type, owner and more. Drive can even recognize text in scanned documents using Optical Character Recognition (OCR) technology. Let’s say you upload a scanned image of an old newspaper clipping. You can search for a word from the text of the actual article. We also use image recognition so that if you drag and drop photos from your Grand Canyon trip into Drive, you can later search for [grand canyon] and photos of its gorges should pop up. This technology is still in its early stages, and we expect it to get better over time.
You can get started with 5GB of storage for free—that’s enough to store the high-res photos of your trip to the Mt. Everest, scanned copies of your grandparents’ love letters or a career’s worth of business proposals, and still have space for the novel you’re working on. You can choose to upgrade to 25GB for $2.49/month, 100GB for $4.99/month or even 1TB for $49.99/month. When you upgrade to a paid account, your Gmail account storage will also expand to 25GB.



Drive is built to work seamlessly with your overall Google experience. You can attach photos from Drive to posts in Google+, and soon you’ll be able to attach stuff from Drive directly to emails in Gmail. Drive is also an open platform, so we’re working with many third-party developers so you can do things like send faxes, edit videos and create website mockups directly from Drive. To install these apps, visit the Chrome Web Store—and look out for even more useful apps in the future.

This is just the beginning for Google Drive; there’s a lot more to come.

Get started with Drive today at drive.google.com/start—and keep looking for Nessie...

Read more > Introducing Google Drive... yes, really

Senin, 23 April 2012

Hak Dan Kewajiban Pasien

Hak pasien dalam pemberian pelayanan kesehatan tentunya tidak boleh diabaikan. Dalam pemberian pelayanan kesehatan termasuk dalam pelayanan keperawatan tentunya ada pemberi pelayanan dan juga penerima pelayanan. Dalam hal ini kita mengenal akan petugas kesehatan dan juga klien atau pasien. Hari ini kita akan sedikit berbagai hal mengenai hak dan kewajiban pasien dan semoga hal ini akan dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Yang dimaksud dengan pengertian kewajiban adalah sesuatu yang harus diberikan dengan penuh tanggung jawab. Sedangkan pengertian hak adalah sesuatu hal yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung pada diri kita. Termasuk hak dan kewajiban pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi setiap warga negara Indonesia.

Selain kita mengetahui akan hak kewajiban para pasien, kita juga perlu untuk mengetahui akan beberapa hal yang berkaitan dengan hak kewajiban petugas tenaga kesehatan seperti halnya hak kewajiban dokter, hak kewajiban rumah sakit, serta juga hak kewajiban perawat pula.

Hak Pasien Kewajiban Pasien

Berikut ini beberapa hak pasien menurut surat edaran DirJen Yan Medik No: YM.02.04.3.5.2504 Tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit, Tahun 1997; UU Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran dan Pernyataan/SK PB. IDI,
Yang berisikan akan beberapa sebagai hal yang merupakan hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien dan hak tersebut adalah :
  1. Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
  2. Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
  3. Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan
  4. Hak untuk memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
  5. Hak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
  6. Hak atas ”privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya kecuali apabila ditentukan berbeda menurut peraturan yang berlaku.
  7. Hak pasien untuk memperoleh informasi / penjelasan secara lengkap tentang tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya.
  8. Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
  9. Hak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
  10. Hak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam beribadah dan atau masalah lainya (dalam keadaan kritis atau menjelang kematian).
  11. Hak beribadah menurut agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu ketertiban, ketenangan umum / pasien lainya.
  12. Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit.
  13. Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit terhadap dirinya.
  14. Hak transparansi biaya pengobatan / tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya (memeriksa dan mendapatkan penjelasan pembayaran).
  15. Hak akses /’inzage’ kepada rekam medis / hak atas kandungan ISI rekam medis miliknya.
Sedangkan kewajiban pasien adalah :
  1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya kepada dokter yang merawat.
  2. Pasien berkewajiban mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi dan perawat dalam pengobatannya.
  3. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. Berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.
Demikian tadi sahabat mengenai hak dan kewajiban pasien dan semoga dengan kita terutama para perawat sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan terutama dalam bidang keperawatan mengetahui akan hak kewajiban pasien kita bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pasien dalam rangka ikut menyehatkan bangsa Indonesia tercinta ini.

Sumber : UU Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004
Read more > Hak Dan Kewajiban Pasien

Minggu, 22 April 2012

YouTube Marketing Ambassadors play big at Google

From time to time, we post about how entrepreneurs have used Google tools to build successful businesses—both on and offline. Today, we’re recognizing a group of businesses that have used a particular online platform—YouTube—to grow their customer base. - Ed.

You’d be hard pressed to run into someone who hasn’t heard of a musician or two that have gotten their big break on YouTube (Justin Bieber ring a bell?). But success on YouTube isn’t limited to aspiring celebrities: we’ve also seen a growing number of businesses that have either gotten their start on YouTube or grown an existing business with video.

To recognize these businesses and their work in fostering a culture of entrepreneurship on YouTube, we’re introducing our first ever YouTube Marketing Ambassadors—a group of outstanding organizations that have used YouTube to drive sales and grow operations. We’ve invited nine businesses from across the country to participate in this program, and last week our YouTube Ambassadors joined us at our headquarters for a two-day summit to meet with executives and learn more about online tools for businesses.

Hanging out with our Ambassadors at the YouTube headquarters. Check out more photos on Google+. Photo credit: Bryan Davis.

Our Ambassadors span a variety of industries, from knitting to motorcycle gear to musical education. Each has a unique customer base and distinct business objectives, and yet, video has helped each and every one of them achieve their goals:

Find new customers from around the corner and across the world
  • BerkleeMusic.com (Boston, Mass.) - Berkleemusic.com is the award-winning online extension school of Boston's Berklee College of Music. To encourage enrollment for online courses, this renowned school posts video music lessons and in-depth clinics with professors to give prospective students a true-to-life preview of online study with Berkleemusic.com. Bringing access to Berklee’s acclaimed curriculum to students around the world, Berkleemusic.com has taught over 30,000 students from 135 countries since 2002.
  • Undercover Tourist (Daytona Beach, Fla.) - If you’ve ever planned a theme park vacation and wanted more than what’s offered in travel guides, you’re not alone. This travel business uses first-person videos to show the rides, shows and experiences offered at their partner destinations in Florida to potential customers around the world. The destinations now attract approximately 14% of their customers from the U.K., Australia, and Germany.
  • VeryPink.com (Austin, Tex.) - Owner Staci Perry discovered a global classroom on YouTube, and now she offers knitting instruction classes and patterns online as a full-time business. Thanks to Google Translate and closed captioning on her videos, she has students in Greece, Turkey, Thailand, Italy, India and Syria—just to name a few.
Spark a conversation
  • ModCloth (San Francisco, Calif.) - ModCloth, an online retailer selling vintage-inspired clothing, engages fans with how-to tutorials, behind the scenes tours and DIY videos (ever try your hand at DIY studded socks?). Their video contests have earned them nearly a million video views from happy ModCloth brand evangelists.
  • Richard Petty Driving Experience (Concord, N.C.) - To show that there’s nothing quite like being behind the wheel of a NASCAR race car, the Richard Petty Driving Experience team records celebrity customers’ reactions after their final lap around the racetrack and uses the videos as compelling testimonials.
  • Rokenbok (Solano Beach, Calif.) - This toy company transformed itself into an e-commerce powerhouse, gaining 50% of all customers from their YouTube videos. They also encourage fans to upload their own videos, which they regularly feature on their YouTube channel.
Launch a new product
  • BBQ Guys (Baton Rouge, La.) - To showcase their collection of high-end BBQ grills, the BBQ Guys film video reviews of new products so customers can get a personal walk-through of all the features and how they perform in action.
  • RevZilla (Philadelphia, Pa.) - RevZilla co-founder Anthony Bucci deconstructs highly technical motorcycle gear through simple video reviews, giving tips on sizing and features. They’ve filmed more than 1,400 videos to help motorcyclists shop with confidence.
  • Zagg (Salt Lake City, Utah) - ZAGG drives traffic to their website with engaging scratch test TrueView video ads showcasing their clear protective shield for electronics. Their iPhone 4 Scratch Test alone has more than two million views.
We’ve awarded these Ambassadors with a badge for their YouTube channel and retail storefront, and will feature them on the YouTube homepage. To pay it forward, each Ambassador will mentor a nonprofit organization of their choice on how to get started with a video presence on YouTube. They’ll also host Google+ Hangouts throughout the year to share their strategies. To find out when the Ambassadors will be hosting a Hangout, stay tuned to our YouTube for marketers Google+ page.


Meet one of our Ambassadors, Rokenbok toy company

To learn more about how to bring your business to life with YouTube, visit the Get Started page, or if you already have a video and want to learn how to promote it, read about the new AdWords for video on the YouTube blog.

Read more > YouTube Marketing Ambassadors play big at Google

Penyakit Jantung Koroner

Jantung koroner adalah merupakan suatu manifestasi khusus dari aterosklerosis (penumpukan plak) pada pembuluh darah arteri koroner dan hal ini berakibat kepada pasokan darah yang kaya akan oksigen yang dialirkan ke otot - otot jantung mengalami hambatan. Inilah yang dimaksud dengan penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu jenis penyakit yang menjadi no 1 sebagai pembunuh.

Penyakit Jantung Koroner adalah akibat dari penumpukan plak. Plak itu sendiri adalah terdiri dari lemak, kolesterol, kalsium, dan zat lain yang ditemukan didalam darah. Ketika plak tersebut menumpuk di dalam arteri, kondisi inilah yang disebut dengan aterosklerosis. Penumpukan plak ini bisa terjadi dalam waktu yang lama dan tidak terjadi begitu saja.

Jantung Koroner

Plaque / plak ini terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah arteria koroner kiri, arteri koroneri kanan dan agak jarang pada arteri sirkumflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan. Seiring dengan perjalanan waktu dari tahun ke tahun, plak ini akan mengeras dan menyempit pada pembuluh darah arteri koroner. Hal inilah yang menyebabkan aliran darah yang kaya oksigen ke otot jantung akan terbatas.

Akhirnya, daerah plak dapat pecah (membuka). Hal tersebut akan menyebabkan bekuan darah terbentuk pada permukaan plak. Jika bekuan menjadi cukup besar, bisa sebagian besar atau benar-benar memblokir dan menghambat aliran darah melalui arteri koroner. Jika aliran darah yang kaya oksigen ke otot jantung berkurang atau terhambat, maka nyeri dada / angina pektoris atau serangan jantung dapat terjadi pada diri seseorang.

Nyeri dada pada jantung koroner ini dirasakan oleh pasien dalam sensasi yang berbeda-beda. Pasien ada yang mengatakan bahwa sensasi nyeri dada atau sakit dada ini seperti diremas-remas, rasa terbakar, ditindih benda berat. Tanda gejala jantung koroner ini seperti nyeri dada akan dirasakan pada bahu, lengan, leher, rahang, atau punggung. Nyeri angina pektoris ini pada beberapa pasien dirasakan gejalanya seperti gangguan pencernaan (maag) karena dirasakan pada daerah ulu hati. Bila ada tanda-tanda seperti di atas maka inilah yang disebut dengan penyakit jantung koroner.

Bila hal ini dibiarkan berlanjut dan tidak segera ditangani secara benar, tepat dan cepat akan berakibat kepada apa yang banyak orang sebut dengan serangan jantung. Ketika terjadi tanda penyakit jantung koroner atau mudah disebut dengan istilah serangan jantung terjadi maka aliran darah yang kaya oksigen ke bagian otot jantung tiba-tiba menjadi tersumbat atau pun mengalami hambatan karena penyempitan arteri koroner.

Jika aliran darah tidak dipulihkan dengan cepat, atau pun tidak segera mendapatkan obat-obatan jantung yang tepat digunakan untuk jantung koroner ini maka bagian dari otot jantung mulai mati. Tanpa pengobatan yang cepat dan tepat, serangan jantung ini akan berakibat fatal karena bisa menimbulkan kematian.

penyakit jantung koroner termasuk penyakit jantung yang paling umum terjadi. Di negeri Paman Sam Amerika Serikat bahkan hal ini merupakan penyakit pembunuh nomor wahid atau pembunuh no 1. Untuk itulah memang sebaiknya kita melakukan pencegahan daripada mengobati.

Dan pada akhirnya pencegahan atau pun mencegah jantung koroner adalah lebih baik daripada mengobatinya setelah terjadinya jantung koroner itu sendiri.
Read more > Penyakit Jantung Koroner

Planting some green this Earth Day

Cross-posted on the Lat Long and Google Green blogs

Since 1970, people all over the world have recognized April 22 as Earth Day, an opportunity to appreciate and generate awareness about the natural environment. Here at Google we strive to do our part to make sure our planet is healthy for years to come. From investing in renewable energy to building products that help people be greener in their own lives, we’re building a better web that’s better for the environment.

Today, we’re celebrating Earth Day in a variety of ways. The coming of spring inspired us to grow our annual Earth Day doodle right in our backyard. We planted seeds on a balcony at our Mountain View headquarters and watched them grow into what you see today. We’re also partnering with Friends of the Urban Forest to help make San Francisco schools a little greener.

To help you start a garden of your own, we’ve put together an Earth Day resource page. Explore community gardens and farmers’ markets on our interactive map, get discounted seeds to plant flowers, herbs and vegetables in your own backyard and connect with other gardeners for planting tips and inspiration.


We hope you find these resources useful and enjoy gardening as much as we do. On our Mountain View, Calif. campus, we have community gardens where Googlers can grow and harvest their choice of herbs and vegetables. Company-wide, we focus on getting organic, locally-grown produce for our cafes. We purchase food directly from farms near our campuses, and learn about how our suppliers raise, farm and harvest their food—all to ensure that we’re eating sustainably and being good to the environment.


We hope this Earth Day you are inspired to add a little green to the planet. Earth Day may only be a single day, but the actions we take can last for years to come.

Read more > Planting some green this Earth Day

Blog Archive

 
 
Copyright © Komokid
Blogger Theme by Blogger Designed and Optimized by Tipseo