dr. Nafsiah Mboi menteri kesehatan baru yang telah dilantik Presiden SBY ternyata beberapa hari yang lalu mengkampanyekan pemakaian kondom bagi kalangan beresiko, Dan hal ini ternyata telah banyak membuat kontroversi dalam beberapa kalangan. Kalangan beresiko ini maksudnya adalah eks dengan risiko penularan penyakit atau resiko kehamilan yang tidak direncanakan. Menkes menganjurkan itu pada semua umur, suami istri, atau di luar hubungan pernikahan. Kampanye Menkes kontroversial ini banyak menimbulkan perdebatan dan juga opini.
Dalam penjelasannya, Menteri Kesehatan Baru yang baru dilantik ini beralasan bahwa kampanye kondom ini untuk meningkatkan kesadaran kesehatan reproduksi untuk remaja. Sebab menurutnya, data di lapangan menunjukkan 2,3 juta remaja melakukan aborsi setiap tahunnya. Oleh karena itu dia tidak sependapat dengan Undang-Undang yang melarang pemberian kontrasepsi kondom bagi yang belum menikah.
Menkes juga berdalih bahwa gebrakannya itu sebagai langkah untuk memastikan terjaminnya hak setiap anak yang dikandung sesuai UU Perlindungan Anak. Maka, mempermudah akses remaja untuk mendapatkan kondom diharapkan dapat menekan angka aborsi dan kehamilan yang tak diinginkan. Lucunya dalam menanggapi kekhawatiran bahwa pemberian kondom kepada remaja dapat memicu seks bebas, Menkes berpendapat, jika pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi sudah cukup baik, tidak perlu ada kekhawatiran idenya ini akan memicu seks bebas. (http://www.gatra.com/kesehatan/73-kesehatan/14162-menkes-nafsiah-galakkan-kondom)
Dalam hal ini kontroversi menkes baru tentang kampanye pemakaian kondom ini datang dari MUI. Menurut MUI, kondom hanya boleh digunakan pasangan suami istri sebagai alat kontrasepsi atau alat pencegah kehamilan, karena memang sudah menjadi program pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. "Tapi kalau sosialisasi penggunaan kondom untuk umum, pendapat majelis ulama masih seperti beberapa tahun lalu, kami tidak setuju," kata Ketua MUI Amidhan, Rabu (20/6)
Penentangan akan kampanye tentang penggunaaan kondom ini juga datang dari mayoritas masyarakat kita yang masih mengganggap bahwasannya pemakaian kondom ini hanya untuk yang telah terikat dalam pernikahan sebagai suatu alat kontrasepsi. Tetapi kampanye menkes tentang kondom ini seolah-olah dianggap masyarakat seperti 'melegalkan' seks bebas yang menghindarkan adanya kehamilan.
Keinginan menkes mengkampanyekan kondom untuk mencegah tingginya angka aborsi dan juga mencegah penularan HIV/AIDS di kalangan kaum muda juga tidak dipahami oleh kebanyakan masyarakat kita yang masih memegang teguh ajaran agama dan juga budaya timur Bangsa Indonesia.
Tujuan menkes bila dipandang dari sudut kesehatan mungkin adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV/AIDS dan juga tingginya angka aborsi di kalangan remaja bangsa kita. Tetapi Bangsa kita juga mempunyai budaya serta pegangan agama yang tentunya melarang akan hubungan bebas, seks bebas dan sejenisnya. Semoga nantinya ada jalan tengah dan penjelasan dari menteri kesehatan mengenai hal kampanye kondom kontroversial menkes ini.
Sebagai rakyat tentunya kita juga mempunyai hak baik itu menolak atau pun menerima kampanye menteri kesehatan tentang kondom ini. Lalu bagaimana dengan pendapat sahabat-sahabat semuanya...?Yang terpenting jangan biarkan seks bebas merajalela di negara kita tercinta ini.
Sabtu, 23 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
-
▼
2012
-
▼
Juni
- Persiapan Menjelang Persalinan
- Fase Penyembuhan Luka
- Celebrating Pride 2012
- Nyeri Dada
- Chrome & Apps @ Google I/O: Your web, everywhere
- Project Glass demo: Hangouts IN Air
- Kolesterol Jahat
- Penerimaan CPNS 2012 Kabupaten Kotawaringin Timur ...
- +1
- Android @ I/O: the playground is open
- Lowongan Kerja Courier Bike Repex Wahana
- Penyebab Orang Mengantuk
- Using large-scale brain simulations for machine le...
- Become a Google power searcher
- Lowongan Kerja Recruitment Officer Gramedia Printing
- Lowongan Kerja Operator Gramedia Printing
- Supporting entrepreneurship in France at Le Camping
- Kualitas Kwantitas Tidur
- Tune in to I/O Live at 9:30 a.m. PDT on June 27
- In schools, all you need is web
- Fase Tingkatan Demam Berdarah
- Kampanye Pemakaian Kondom Kontroversial
- Sembelit Saat Hamil
- A tribute to Turing, the father of modern computing
- Project Re: Brief, the documentary
- Fueling great nonprofits with technology
- Penyakit Bronkopneumonia
- The Endangered Languages Project: Supporting langu...
- 4 Herbal Penghilang Nyeri
- Bayi Anak Alergi Susu
- Street View says "aloha" from Hawaii
- Safe Browsing—protecting web users for five years ...
- Penulis Tamu
- The Surui Cultural Map
- Energy efficiency in the cloud
- More transparency into government requests
- Jenis Gangguan Tidur
- Eklamsia dan Preeklamsia
- Standar Asuhan Keperawatan
- Konsep Nyeri
- Menteri Kesehatan Baru
- Ads Integrity Alliance: Working together to fight ...
- Konstipasi Pada Anak
- Makanan Pendamping ASI
- Penyebab Badan Pegal
- Find out what people are searching for with the up...
- Penyakit Jantung Bocor Anak
- Juara Euro 2012
- Jenis Luka
- Kenali Bakat Anak
- Komunikasi Efektif Anak
- Resiko Diabetes Melitus
- Connecting shoppers and great stores online
- AdWords, meet AdMob
- Askep Asma Bronkial
- The never-ending quest for the perfect map
- 15 Google Science Fair Finalists and the Science i...
- Kehamilan Resiko Tinggi
- World IPv6 Launch: Keeping the Internet growing
- Google + Quickoffice = get more done anytime, anyw...
- Reimagining the future of buying and selling ads o...
- Penyakit Asma Bronkial
- Anemia Pada Anak
- Insomnia Gangguan Tidur
- Anemia Kurang Darah
-
▼
Juni
0 komentar:
Posting Komentar